Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

4 Tips Laris untuk Milor Pak Ustaz

10 November 2020   06:07 Diperbarui: 10 November 2020   09:16 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milor siap santap hangat (Dokpri)


Pagi itu saya bertemu pedagang Mi telor di sebuah daerah yang baru dibuka untuk wisata. Sungai dengan aliran air yang jernih, juga gemericik mata air. Dihiasi dam peninggalan belanda yang dicat warni warni memicu orang untuk datang.

Sejuk segar di Dung Supit Slambrit (Dokpri)
Sejuk segar di Dung Supit Slambrit (Dokpri)

Sekedar foto berlatar warna atau mandi di kolam alam nan luas dan tenang. Menggunakan ban sewaan atau pelampung untuk mengapung bila tak bisa berenang.  Yang enggan basah badan bisa cukup bermain air nan dingin dan segar. Sensasi refleksi bagi yang bertujuan rekreasi.

Dokpri
Dokpri
Usai berkegiatan, rerata orang ingin makan-makan. Ada penjual dengan aneka dagangan siap melayani keinginan pengunjung. Lesehan atau duduk duduk di kursi panjang bambu menjadi pilihan menikmati aneka kuliner sambil menatap sajian elok pemandangan Dung Supit Slambrit.

Pak Ustadz menjual Milor dengan Masker (Dokpri)
Pak Ustadz menjual Milor dengan Masker (Dokpri)

Ada beberapa pedagang yang memanfaatkan situasi ini. Pak Zainullah salah satunya, penjual milor, mie telor goreng. Bersepeda dia datang. Tiap sabtu atau minggu pagi. Lengkap dengan peralatan, kompor, penggorengan juga bahan-bahan.

Milor Pak Zainullah yang juga ustadz itu disajikan panas-panas ketika disajikan ke pembeli. Ini yang membuat pelanggan menyukai. Sambil dicocol sambal atau sauce rasanya lebih enak. Begitu kata Ken, salah satu pelanggan yang datang ke Dung Supit Slambrit Minggu pagi.

Rasanya enak, gurih. Milor pak Ustadz ini hanya memiliki satu varian rasa. Original. Dipatok harga Rp. 500 milor buatannya sukses membuat orang suka membeli. Jajanan murah meriah, terjangkau bahkan oleh anak-anak.

Sambil makan sambil berbincang. Tersirat keingannya mengembangkan usaha, bisa dengan tetap keliling kampung atau punya gerai sendiri. Beberapa hal saya diskusikan. Berkaca pada pengetahuan yang pernah saya peroleh ketika sharing dengan pejabat di Disperindag Kabupaten Pasuruan.

Menerima pengarahan dari Misbakhul Munir dan  Musdalifah di kantor Disperindag Kabupaten Pasuruan (Dokpri)
Menerima pengarahan dari Misbakhul Munir dan  Musdalifah di kantor Disperindag Kabupaten Pasuruan (Dokpri)
Misbakhul Munir kepada pembuat kripik pisang yang masih tradisional pernah mengatakan, " Kripik ini enak, sudah bisa dipasarkan. Akan tetapi kalau bisa ditampilkan dengan lebih menarik dan rasa lebih beraneka tentu akan lebih memikat. Harga jual juga pantas lebih tinggi."

Itu yang menjadi acuan saya menyarankan pada pak Ustadz Zainullah.

 Disamping  adanya kesanggupan terus mendampingi pelaku UMKM secara personal oleh koordinator Satria Emas, Satria Emas (pusat strategi dan pelayanan ekonomi maslahat) . Sebuah klinik UMKM khas Kabupaten Pasuruan yang mendampingi para pengusaha mikro kecil dan menengah itu agar lebih berdaya, mampu bersaing, dan semakin bagus dalam berproduksi serta pemasaran.

Untuk mengembangkan usaha milor Pak Ustadz agar tidak jalan di tempat. Ada 4 hal yang saya tawarkan pada dia.

Pertama tentang varian rasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun