Libur panjang kali ini masih bertepatan dengan masa pandemi. Ditambah terhitung tanggal tua membuat para ibu negara rumah tangga  tak bisa berkutik.
Keluar rumah berarti waspada virus corona pun biaya, tidak keluar rumah bisa saja bosan menerpa. Anak-anak tidak ada aktifitas belajar mengikuti cuti bersama hingga senen nanti. Panjang liburan ini, 5 hari tanpa rutinitas aktifitas.
Dalam rangka mengisi liburan berkualitas itulah ibu dua anak, teman saya, tenaga pendidik di SMKN Gempol  yang berdomisili di Pandaan Pasuruan itu mendukung saja kegiatan buah hati. Dia biarkan kedua anaknya memorak morandakan tatanan alas kaki di rak sepatu. Digunakan sebagai piranti olah raga.
Sendal jepit dan segala jenis alas kaki beralih tempat tak lagi di rak, ikut partisipasi dijajar berbaris di halaman rumah. Demikian juga pipa air. Dicabut dari tempatnya.Â
Dipasang sebagai halang rintang. Tempat duduk pendek atau orang jawa lazim menyebut "dengklek" tak ketinggalan ikut menjadi penyumbang alat kegiatan.
Reza Rahadi Abhirama dan Nisrina Laksmi Ardhiningrum, kakak beradik yang menyukai olag raga voli. Untuk mendukung hobi itu mereka harus berlatih kekuatan kaki. Agar lincah, agar kuat ketika dijadikan tumpuat ketika melompat. Halang rintang pendek di pakai pula sebagai alat berlatih melompat. Juga "dengklek" dan alas-alas kaki. Mereka bergantian berlari kecil dan melompat-lompat. Terlihat riang meski hanya berdua saja. Ramai teriakan mengubah suasana sepi rumah laiknya tempat latihan di sekolah.
Bu Irma, suka melihat mereka bercengkerama. Terkadang ikut nimbrung juga menambah seru suasana. Para penyuka olah raga berkumpul. Ibu dan anak itu memang suka gerak badan.
"Sejak pandemi mereka berdua sempat bingung mau ngapain. Karena olahraga diluar rumah pun ditiadakan. Dari membaca buku  tentang proses tumuh kembang itulah akhirnya mereka punya ide olahraga dirumah."
Membaca buku telah memberi manfaat. Olah raga yang membuat badan mereka sehat didapat. Memilih jenis dan bagaimana cara melakukan adalah proses kreatif berikutnya setelah terinspirasi bacaan. Hal lain dari kecerdasan literasi yang berguna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
" Karena keterbatasan alat yang harusnya loncat pendek memakai Kun  untuk atur kelincahan dalam cabang olahraga voli mereka memakai sandal.Keinginan mereka adalah badan sehat selalu dan tumbuh kembang maksimal." Lanjut Bu Irma memaparkan.
Kudapan kecil disiapkan menyambut mereka ketika usai berolah raga. Pisang goreng didampingi teh manis. Ada kehangatan hubungan antar anggota keluarga. Tidak perlu menghabiskan banyak biaya untuk sekedar saling berbagi tawa.
Liburan tetap menyenangkan meski di rumah saja. Bisa ditiru orang lain yang punya kasus serupa. Elegi tanggal tua, budget minim. Memanfaatkan area rumah saja. Menggali kreatifitas, apa-apa yang anggota keluarga sukai bisa dipilih menjadi alternatif menghabiskan liburan di rumah.
Yang penting esensinya. Tetap bahagia tanpa keluar biaya. Mau seperti keluarga bu Irma bisa juga. Murah meriah, sehat dan bugar.Â
Tapi jangan lupa, bereskan kembali sendal dan pirantinya bila usai. Kalau lupa yang suka pencuri tuh. Biar bekas, kalau dijual sepasang 2000 ya bakal laku. Orang gelap mata tak kan berpikir panjang. Siapa tahu ada pencuri lewat, lalu terbersit pikiran ngembat. Cukup buat beli paketan 5000.
Halah, kok jadi membincangkan pencuri. Toss ah, yuk bergembira saja libur panjang kali ini. Selamat menikmati hantaran maulid nabi, juga libur sumpah pemuda dengan kegiatan menyenangkan untuk kita semua. Salam libur panjang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H