Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anak-anak Liburan Tanpa Gawai di Tangan, Emang Bisa?

28 Oktober 2020   09:33 Diperbarui: 29 Oktober 2020   08:00 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bermain tebak-tebakan, mengacung dengan kuas lukis di tangan | Dokumentasi pribadi

Telah menjadi kemafhuman yang disepakati, hari libur adalah hari bebas bermain hape. Itu yang saya rasakan ketika bertandang ke beberapa tempat. 

Kerumunan anak-anak dengan gawai di tangan mendominasi aktivitas mereka. Tak ada kegaduhan sedikit pun, senyap tanpa suara meski lebih dari 5 anak berkumpul berdekatan. Fokus pada benda yang ditatap, kalau bukan main game online kebanyakan dari mereka ya nonton YouTube, TikTok atau yang lain.

Dua bola mata yang dimiliki tertuju hanya pada benda layar handphone. Tak ada tawa canda ceria khas anak-anak, apalagi kegaduhan cengkerama. Komunikasi hanya satu arah dengan benda di tangannya saja, bukan interaksi komunikasi dengan kawan sedudukan.

Itulah hari libur yang sering saya lihat di berbagai belahan tempat daerah manapun di Indonesia.

"Mumpung libur, jadi saya Wi-fian bu," jawab salah satu ketika saya tanya tentang aktivitas panjang mereka di Wi-Fi corner balai desa.

"Sama bapak saya hanya boleh pegang hape hanya ketika liburan tiba."

Betah berjam-jam kalau sudah demikian, duduk, kobsensentrasi menatap layar. Abai pada kesehatan mata, lupa bahwa salah posisi duduk bisa mengakibatkan skoliosis, permasalahan pada tulang belakang.

Seperrti dilansir dari Alodokter.com 5 Agu 2019 bahwa, "perlu diingat bahwa terlalu lama duduk, terlebih jika duduk dalam posisi yang salah, dapat meningkatkan risiko kaki menjadi kaku dan lemah, sakit punggung dan pinggul, bahu dan leher menjadi kaku, saraf terjepit, obesitas, varises, penyakit jantung, diabetes, hingga depresi."

Waduh bisa banyak akibat yang ditimbulkan hanya dari aktivitas duduk lama saja. Belum pengaruh terhadap mata dan syaraf otak, pasti ada juga nih. Kan yang aktif area kepala.

Ceria liburan tanpa gawai di tangan | Dokumentasi pribadi
Ceria liburan tanpa gawai di tangan | Dokumentasi pribadi
Ngeri membayangkan banyak dampak buruk akibat bergawai lama saat liburan, saya menemukan alternatif kegiatan pengalihan. Agar tidak membudayakan permissive gawai saja saat liburan tetapi memberi aktivitas menyenangkan pada anak agar lupa, tak lagi ingin menyentuh gawai.

Hari gini loh, saat gawai jadi teman hidup tak terelakkan. Emang bisa? Apa lagi buat anak-anak. Bisa-bisa purik, ngambeg kalau dilarang bergawai.

Ternyata, jawaban itu saya temukan pada kegiatan melukis yang diadakan sebuah TBM, Taman Baca Masyarakat. Nama TBMnya #kotakbaca. Sebuah taman baca yang terletak di  dusun Lembo Ngulan desa Ngadimulyo Sukorejo, Pasuruan Jatim.

Pagi itu ada sebuah kegiatan keren yang dilakukan TBM itu, aktivitas yang mampu menjawab pertanyaan saya. Yakni melukis pot modifikasi kegiatan literasi. 

Dengan sasaran anak usia TK sampai kelas 2 SD, khususnya warga Lembo RT 02, RW 06. Saat saya tanyakan kepada penyelenggara, salah seorang mengatakan tujuan mengadakan kegiatan tersebut, ialah untuk menghindari main Hp di hari libur, melatih imajinasi anak lewat dengan mencari keterhubungan yang dipikirkan dan apa yang akan mereka gambar, dan menemukan minat dan bakat anak sebagai input atau informasi kepada orangtua anak.

Dari tujuan tersebut, pengelola taman baca mengatakan, "kita sudah menemukan sesuatu dari kegiatan ini.  Pun telah disampaikan ke orangtua anak yang bersangkutan. Misal ada anak usia TK B yang ternyata mempunyai cara sendiri dalam melukis pot dengan hasil menawan. Ini perlu asah pendampingan berkelanjutan agar bakat tersebut tak pupus di tengah jalan."

Sebelum kegiatan melukis dimulai, pihak penyelenggara mengajak anak-anak bermain tebak tebakan terlebih dahulu. Karena ini momen Maulid Nabi maka materi yang ditanyakan ialah seputar keterampilan keagamaan, mulai dari menjawab pertanyaan tentang surat-surat pendek yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW, menanykan judul lagu shalawat yang sedang viral di YouTube, dan juga menanyakan tentang hikayat nabi Muhammad SAW serta tokoh-tokoh yang ada dalam cerita dari salah sebuah buku yang ditunjukkan.

Mereka yang diberi pertanyaan bisa menjawab karena mereka sering membaca buku dan meminjam buku di TBM tersebut. Pertanyaan yang diberikan juga sekitar buku-buku yang ada di TBM #kotakbaca. Familiar, sehingga mudah ditemukan jawaban dalam suasana seru saling adu cepat acung tangan.

Siap dengan pot yang akan dilukis | dokumentasi pribadi
Siap dengan pot yang akan dilukis | dokumentasi pribadi
Kombinasi kegiatan yang menarik untuk dilirik. Dijadikan referensi untuk mengadakan kegiatan serupa di tempat lain. Tentu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan anak berada.

Tidak perlu copy paste, meniru semangat memberi alternatif kegiatan positifnya saja. Agar anak beralih pilihan, bukan mengutamakan pegang gawai saat liburan. Bentuk dan jenis kegiatan terserah kita, yang penting positif dan ada manfaat terutama buat anak.

Tapi sungguh, pilihan kegiatan melukis pot dengan preambule interaksi literasi itu keren loh. Sukses membuat anak-anak tidak menyentuh gawai selama beberapa jam. Meski mengenakan Face shield atau masker mereka gembira ria  melukis. Bahkan ketika acara usai, obrolan antar kawan masih seputar kegiatan melukis tadi.

"Aku tadi nggambar bunga."

"Kalau aku nggambar orang gandengan."

Begitu antara lain cengkerama mereka.

Mulai melukis | dokpri
Mulai melukis | dokpri
Tidak bisa dibilang sangat bagus memang bila menilik hasil lukis anak-anak tersebut. Namun, menilik 3 tujuan diadakan kegiatan ini , saya pikir sudah terpenuhi. Hasil nomor 27,  itu butuh latihan dan asah terusan. Yang penting adalah prosesnya. Bisa mengalihkan perhatian anak dari gawai saat liburan itu sesuatu banget.
Jadi mau bilang apa lagi selain angkat topi untuk taman baca #kotak baca.

Meski nun jauh di desa, meski anak-anak yang berhasil dijaring ikut serta tidak banyak namun langkah ini bila konsisten dilakukan, bukan tak mungkin menjadi trend setter.

Akan berhasil menjaring banyak peminat pun menjadi motivasi inspirasi siapa saja yang sedang ingin membebaskan anak dari berpegang hidup pada gawai. Hari gini anak-anak liburan tanpa gawai ternyata bisa loh, yuk coba dan buktikan!

Anis Hidayatie untuk Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun