Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

2 Bulan Istri "Ngamuk-ngamuk" Gegara Suka Elus Burung Saja

4 Oktober 2020   08:06 Diperbarui: 4 Oktober 2020   08:24 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Bu Musdalifah dan pelaku UMKM lain (dokpri)

"2 bulan istri saya ngamuk-ngamuk thok. Kena PHK, kerjaan saya ya  ngelus-ngelus burung saja."

Begitu pengakuan Khoiron warga desa Slambrit Kecamatan Kraton saat saya tanya awal mula memutuskan menjadi pengrajin sangkar burung.

Dari kemarahan istri, dari kesukaan saya mengelus burung setiap hari timbullah ide itu. Membuat sangkar. Sebuah pekerjaan yang tak jauh-jauh dari hobi saya terhadap burung sambil saya bisa menghasilkan uang.

"Saya memang suka bikin-bikin kerajinan mbak. Meja, kandang merpati, itu semua buatan saya." Tutur Khoiron sambil menunjukkan beberapa hasil karyanya.

Dari komunitas pecinta burung di Face book ada seorang teman menyarankan membuat sangkar. Otodidak, dia pelajari cara membuat sangkar lewat tutorial you tube. Setelah jadi Facebook pula yang menjadi media bagi Khoiron memasarkan sangkar buatannya.

Pengerjaan yang rapi, harga yang terjangkau, pengiriman yang sesegera mungkin dilakukan sesudah pesanan datang, membuat produknya laris manis di pasaran. Ini tentu saja membuatnya ekstra memutar otak agar bisa memenuhi semua pesanan.

Dipatok harga Rp.150.000 untuk semua produk dengan ongkos kirim ditanggung pemesan, Khoiron kini bisa tersenyum. Istri tidak marah marah lagi. Ada uang pemasukan untuk dapur mengepul, sesudah selama 2 bulan hanya bisa bertahan dari menjual barang-barang yang ada di rumah saja.

Burung -burung di rumah Khoiron (dokpri)
Burung -burung di rumah Khoiron (dokpri)
"Waktu kena PHK itu saya bingung mbak, semua barang di rumah seperti TV saya jual untuk makan. Hanya burung-burung saja yang tidak saya jual."

Begitu pengakuan bapak 1 anak 1 istri ini. Untuk kecintaanya pada burung sekaligus mempertimbangkan ada peluang mendapat pemasukan uang untuk istrinya, hingga kini dia terus setia menjadi perajin sangkar burung.

Pandemi covid-19 memang masih berlangsung hingga kini. Kemungkinan Khoiron dipanggil lagi untuk bekerja di perusahaan mebelnya dulu sangat kecil. Banting setir menjadi pengrajin sarang burung saja. Itu keputusan Khoiron akhirnya.

Sang istri tak keberatan, meski tidak lagi mendapat jatah mingguan sebagaimana biasa ketika Khoiron menjadi karyawan. Yang penting bagi sang istri dapur tetap mengepul, untuk makan sehari-hari dan membiayai Alfan, anaknya yang mulai masuk TK bersekolah.

Usaha sudah mulai berjalan lancar, namun Khoiron masih saja gelisah.  Ini karena ada beberapa hal yang menggayuti pikiran, ingin usaha berkembang, tapi tidak tahu caranya. Terutama dalam hal permodalan.

Kunjungan ke Disperindag Kabupaten Pasuruan Rabu 16 /9/2020 lalu membuatnya mengerti bahwa ada beberapa hal yang harus dievalusi dari usaha sangkar burungnya. 

Pak Munir (Disperindag) dan Bu Musdalifah (Satria Emas) | dokpri
Pak Munir (Disperindag) dan Bu Musdalifah (Satria Emas) | dokpri

Pengarahan Pak Misbakhul Munir dan Bu Musdalifah yang menerima Khoiron dan beberapa pelaku UMKM lain, menyadarkannya.

Ada 4 langkah awal yang harus dilakukan untuk sebuah produk hasil karya tangan sendiri, yakni :

1. Labelisasi produk. Pemberian nama terhadap sebuah produk. Ini penting untuk identitas, brand sebuah produk.

 "Seumpama bayi lahir kalau tidak bernama, orang akan kesulitan mengenal. Kan tidak mungkin bayi itu dipanggil 'Hey anaknya Pak Khoiron," kata pak Munir menjelaskan pentingnya sebuah nama.

2. Mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB). Yakni identitas pelaku usaha dalam rangka pelaksaanaan kegiatan berusaha sesuai bidang usahanya.

Hal yang peelu dilakukan agar usahanya mendapat perhatian pemerintah. Fungsinya bisa menjadi salah satu penguat ketika mengajukan pinjaman untuk modal.

3. Memperbaiki kualitas tampilan. Untuk produk yang perlu dikemas penampilan kemasan perlu mendapat perhatian.

Persis pesan jingle iklan, kesan pertama begitu menggoda. Selanjutnya terserah anda. Mengemas barang dagangan serapi dan semenarik mungkin agar pembeli terpaku saat menatap pertama kali mutlak dilakukan. Agar tak pindah ke lain hati.

4. Manajemen usaha. Mempunyai catatan sederhana tentang keuangan sebuah usaha adalah hal yang sering terlupakan. Ini paling penting berkaitan dengan keuangan.

Harus disiplin menjalankan. Arus uang masuk benar-benar mesti disendirikan. Jangan mencampur dengan keuangan pribadi. Karena itu akan menyulitkan penghitungan untung rugi. Laba sering kali tidak terlihat karena uang habis untuk kebutuhan di luar usaha.

Bersama Bu Musdalifah dan pelaku UMKM lain (dokpri)
Bersama Bu Musdalifah dan pelaku UMKM lain (dokpri)

4 hal itulah yang didapatkan setelah Khoiron berkunjung ke Disperindag. Akan mendapat pendampingan melalui program Satria Emas, Pusat Strategi dan Layanan Ekonomi Masyarakat. Sebuah program unggulan pemerintah daerah Kabupaten Pasuruan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi lewat UMKM.

" Tolong ditulis saja nama dan alamat, nanti pendamping UMKM akan melaksanakan tugas sesuai yang dibutuhkan. Misal terkait masalah perizinan, labelisasi, manajemen, pemasaran hingga permodalan." Jelas bu Musdalifah, koordinator Satria Emas yang turut memberi pengarahan pada Khoiron dan kawan-kawan.

Khoiron mulai bisa tersenyum agak lebar kini. Harapan bisa mengembangkan usaha lebih maju terbuka. Ada yang mendampingi, ada yang dicurhati ketika ada sebuah permasalahan. Terpenting, Istri tak ngamuk-ngamuk lagi.

Seperti masalah utama saat ini, dia ingin membuat sangkar burung tapi tidak punya modal. Kesempatan mendapat pinjaman lunak ada. Tanpa agunan, untuk pemula seperti dia. Sebuah Bank telah mengeluarkan produk yang pro UMKM ini. Bisa mengambil pinjaman dengan 3 bulan pertama bebas angsuran.

Terlihat menarik, sepertinya Khoiron sedang berpikir untuk memanfaatkan fasilitas itu. Ada keraguan memang, takut tidak bisa membayar tepat waktu. Tidak pernah meminjam di Bank pula. Sebab biasanya dia cukup meminjam di IMF, yang tidak ada resiko jatuh tempo.

IMF? Iya IMF. Istri, Mertua dan Famili. Meminjam istilah Pak Munir yang menerangkan dengan gaya kelakar bahwa meminjam di Bank itu ada aturan-aturan, ya harus ditaati karena milik lembaga bukan  IMF. Hehe


Untuk maju memang banyak hal yang harus dilaksanakan. Khoiron mantap melaksanakan 4 hal penting langkah awal menjadi pengusaha. Produknya akan diberi nama " Iron Man Sangkar burung."

Saya tersenyum mendengar perkataanya. Itu kalau diartikan harfiah berarti sangkar burung lelaki besi. Bayangan saya "Emang burung lelaki besi kayak gimana yak, sampai perlu dibuatkan sangkar."

Ide pemilihan nama Iron man ini bisa jadi muncul karena seringnya diamuk istri waktu itu atau mungkin ini juga akan dipakai Khoiron sebagai senjata untuk menjaga dari amukan sang istri. Hlah. Hehe

Anis Hidayatie untuk Kompasiana, Bangil 4 Oktober 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun