Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Menemukan Bahaya Lewat Buku "Berat" Detektor Pencemaran Aliran Sungai

18 Mei 2020   21:09 Diperbarui: 19 Mei 2020   05:39 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie, doc.pri

Buku, apalagi yang ditulis oleh orang dengan deret titel panjang biasanya saya hindari. Merasa sudah pening membayangkan betapa berat kajian yang akan saya dapat.Tapi khusus buku yang satu ini saya tertarik betul. Ternyata ada manfaat pula membaca buku berat.

Gegara ada kata Sungai, itu yang menarik mata ini untuk mencermati lagi. Ada apa dengan tempat yang sampai sekarang selalu saya  rindukan itu?

Pada Sungai aktifitas masa kecil pernah terlewatkan. Bersama kawan juga orang dewasa kami sering memanfaatkan sungai sebagai tempat beraktifitas sehari-hari yang menyenangkan.

Mandi, mencuci, berenang hingga mencari ikan wader untuk dibawa pulang merupakan kegiatan rutin kami waktu itu. Sekira 40 tahun yang lalu. Saat sungai masih bening, Dipenuhi pohon bambu di kanan kiri, juga tak ada bangunan apapun di sepanjang aliran sungai. Hanya belukar dengan batu kali besar besar, juga tebing padas untuk bersandar.

Pemandangan tersebut sampai dengan tahun 2020, 16 mei tepat ketika saya menulis artikel ini merupakan hal sulit yang bisa saya temui. Kemajuan zaman, populasi penduduk yang meningkat tajam, kebutuhan hunian, membuat sungai tidak lagi bisa difungsikan sebagai tempat nyaman dan aman untuk beraktifitas seperti jaman saya kecil dulu.

Kondisinya berubah drastis, terutama warna dan baunya. Itu sering saya jumpai di banyak sungai daerah perkotaan. Termasuk di daerah asal saya Blimbing Malang. Tempat sungai di Gang Sumpil mengalir. Tak mungkin lagi mandi di sungai itu. Debitnya kecil, airnya terlihat tak nyaman untuk direnangi.

Persis seperti yang dikatakan di dalam buku yang saya baca ini. Detektor Pencemaran Aliran Sungai : Indikator Ikan  Gambusia (Gambusia affinis). Menyoroti kasus pencemaran perairan yang pernah  hangat menjadi perbincangan di Sungai Wangi. Merupakan aliran sungai yang melintasi Kecamatan Pandaan dan Kecamatan Beji, tepatnya melewati Desa Wangi Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.

Lebih spesifik mengupas  studi tentang analisa dan identifikasi logam berat di sungai wangi yang tak lagi wangi itu. Khususnya Cd ( kadmium ) dalam kasus pencemaran yang terjadi di Sungai Wangi, Desa Beujeng, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan yang belum teridentifikasi. Padahal pencemaran Cd bisa sangat berbahaya bagi manusia.

Seperti yang dilansir dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Pasuruan tahun 2015 bahwa kondisi sungai Wangi mulai tercemar lagi sama seperti kasus pencemaran dalam beberapa tahun sebelumnya. 3 komponen penyumbang terbesarnya yakni limbah rumah tangga, dari detergen, pertanian dengan insektisida dan sejenisnya juga limbah industr i mengakibatkan itu semua.

Yang menjadi obyek penelitian adalah ikan-ikan di sungai wangi. Logam berat dalam limbah akan terbawa oleh aliran air, selanjutnya akan terserap dalam substrat dan tubuh ikan. Kemudian dalam tubuh ikan akan diikat oleh protein thionein yang disintesis dalam hati. Berlanjut  disebarkan ke seluruh tubuh melalui mekanisme peredaran darah dalam tubuh ikan (Soemirat, 2005). 

Salah satu cemaran yang utama adalah logam berat Cd yang memiliki daya toksik tinggi dan bersifat merugikan bagi kesehatan lingkungan perairan, terutama ikan (Wang, et.al, 2014).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun