Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Sedekah Kata-kata, Menyelamatkan yang Akan Dibuang

8 Mei 2020   20:54 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:09 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Telaten sekali bapak guru saya itu. Hingga timbul lagi semangat menulis. Belajar, berlatih, memperbaiki kesalahan. Terus berulang. Itu saya peroleh dari ucapan motivasi guru saya. "Jangan takut salah, kesalahan menulis bisa diperbaiki. Tapi kalau kau putus asa, tidak mau menulis, apanya yang akan diperbaiki. Jelek itu lebih bagus dari tidak menulis sama sekali. Kamu hebat, bisa menulis. Tidak banyak yang sepertimu. Kau tahu itu. Jadi tetaplah lanjutkan menulisnya."

 Bil hikmah, wal mauidhotul khasanah, dengan kasih sayang dan ucapan yang baik. Tak pernah dia menyebut kata-kata makian. Apalagi seperti yang sekarang membudaya di kalangan millenial. Mengatakan sampah untuk karya yang mereka nilai jelek. Seolah membenarkan untuk kritik saran harus dihajar dengan caci maki.

Ah, sungguh saya tak setuju itu. Meski mereka bilang. Penulis harus tahan banting, harus mau dikritik pedas. Supaya dia tahu dan sadar kesalahannya. Apa harus begitu? Tidak ah, ada tanggung jawab moral, membudayakan santun bertindak dan bertutur.

Ini saya terapkan pada guru yang saya dampingi. Lama memang jadinya tetapi dia bisa tersenyum karenanya. Kesedihan yang dia ungkapkan dengan emo menangis, "Itu sudah hasil editan berulang kali lo bu, juga sudah nanya teman-teman. Mentok bu." Tidak lagi muncul.

Malah semakin produktif. Ada saja yang ingin ditulis hingga target 75 halaman terlampaui. Saya bahagia melihat perkembangan itu. Menulis lepas, tidak dibawah tekanan. "Menulis saja bu. Hajar terus salah benar urusan belakang. Nanti kalau sudah terbiasa bakal lanyah sendiri."

Itu adalah buah kata-kata. Saya suka melihat mereka tersenyum, melakukan sesuatu dengan hati gembira. Menghasilkan karya. Ini yang tak terukur dengan nominal. Kata orang bahagia itu sederhana betul. Sedekah kata-kata, ternyata dapat menyelamtkan naskah yang akan di buang. Mampu membuat orang bisa merasa bahagia, Connecting Happiness, itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.

8 Mei 2020: Aksi sedekah ala saya. Artikel harus mengandung frasa "Connecting Happiness"  (Label: Samber 2020 Hari 12 & Samber THR)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun