Work  From  Home, itu yang berlaku saat ini. Pekerjaan yang biasanya saya lakukan di kantor harus saya bawa ke rumah. Mengajar lewat google classroom. Rapat via Zoom. Pun berdiskusi, memutuskan ini itu untuk anak -- anak, semua lewat media berbasis online. WhatsApp Itu yang paling popular. Jarang yang menggunakan media lainAda whatsApp Grup untuk guyon, bercengkerama bersama. Mengabarkan tentang banyak hal. Keadaan rumah atau lingkungan terkini hingga kondisi pribadi. Dari kesehatan sampai keuangan.Â
Berbagi kabar apapun pokoknya. Hingga rasanya tak ada masalah meski tak bersua. Silaturrahmi terjaga. Makin erat saya rasa, ada  buncah kerinduan memekik di telinga. Rindu suara, rindu sapa, rindu canda.Â
Biasanya, ketika  datang kami bersalaman, berpelukan, cipika cipiki dengan sesame rekan kerja perempuan.  Tetiba  tak bersua untuk jangka waktu yang tak tentu kapannya. Sedih mendera, hingga timbul ide menghangatkan kami lewat sebuah kegiatan.
 Berjualan kebutuhan Ramadhan antar kawan. PSBB yang berlaku  di daerah kami tentu membuat kawan-kawan tak leluasa keluar berburu makanan. Delivery Order tentu akan disuka. Tidak repot, sesuai selera, datamg sendiri ke rumah dengan mudah, Andai di tempat kami ada go food tentu bakal banyak yang pesan.
Terinspirasi ojeg online makanan, maka saya yang terbiasa jualan keliling mengajak rekan  kerja untuk saling membeli dari kawan yang lainapa saja yang ditawarkan. Buat seru seruan saja. Nanti saya yang mengantar dan menjemput  ke rumah mereka. Lumayan, saya dapat laba kadang bonus pula.
Barang yang ditawarkan rekan awalnya seputar kuliner. Masakan harian persiapan berbuka puasa. Menu rencana diunggah dengan tampilan gambar dari koleksi google atau dokumentasi pribadi dengan sebuah kalimat keterangan semisal begini.
 " Hari ini saya mau  masak capcay istimewa dengan telur dan daging ayam. Ada yang mau?"
Satu dua orang memberikan tanggapan, emo senyum, semangat juga lope lope menyertai. "Mau dong sebungkus plastic harga berapa, isinya segimana?"
"Lima ribu saja, cukup satu mangkuk bakso lah."
"Okeh, aku pesan satu."
" Aku dua"