Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Air Putih Hangat Untuk Atasi Beberapa Keluhan Saat Puasa

28 April 2020   19:30 Diperbarui: 28 April 2020   19:38 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih lemas ternyata, udara dingin membuat hidung saya mulai berair, sepertinya akan pilek. Hawa gunung ini selalu saja menggigilkan persendian. Di luar Ramadhan saya biasanya berselimut lagi. Sembari tidur menulis. Namun kali ini berhubung ada tanggungan shalat, pula ke ingin kamar mandi maka suhu luar kamar saya rasakan.

Untuk menghangatkan badan, saya menuangkan air panas dari termos ke dalam gelas. Uap panasnya menerpa muka, sentuhan gelas pada tangan cukup menepis dingin. Menyeruputnya perlahan, agak panas memang, lalu mengambil tatakan. Meminumnya hingga tandas satu gelas. Hidung mulai mampet. Pening hilang, begah di perut agak longgar. Alhamdulillah.

Menengok jam dinding, menunjuk pukul 2.00 malam. Terdengar suara orang ronda sambil meneriakkan sahur-sahur. Tak ada bebunyian seperti Ramadhan tahun lalu. Dari jendela kamar terlihat beberapa orang dewasa saja. Membawa senter dan berkalung sarung. Rupanya mereka berkeliling sambil mengamankan lingkungan. Memang sejak banyak napi dikueluarkan dari LP, lingkungan terasa mencekam. Maka keluarga yang mempunyai orang dewasa laki-laki diminta giliran jaga, ikut ronda.

Sebentar lagi waktu sahur, masih mengenakan mukena saya lanjutkan berdzikir. Lalu menulis sebentar, sambil meneguk air hangat sedikit demi sedikit. Habis satu gelas saya tuang lagi, sampai 2 gelas tandas. Hingga pukul 3.00 dini hari. Menghangatkan masakan, menyiapkan sahur untuk 2 jagoan dan emak mertua.

 Kali ini saya tak berani menyentuh sambal. Minum air putih hangat saja sebelum makan. Lalu mengambil secukupnya makan untuk sahur. Mengunyah perlahan baru menelan. Jadi ingat kakek yang dulu ketika masih hidup selalu menegur kalau saya makan terburu.

m.fimela.com
m.fimela.com
"Kalau makan itu dikunyah dulu, kayak mbah Kung,  32 kali, biar lumat di mulut, masuk ke perut pencernaan tidak susah bekerja." Tutur kakek saya yang memang terbiasa disiplin untuk apapun. 

Maklum, AURI. Pernah KNIL jaman belanda dulu.Kakek saya benar. Dengan makan tak terburu perut ini bisa menerima makanan lagi. Agak la ma ritual sahur itu saya lakukan, tapi badan saya mulai terasa nyaman. Tak ada lagi gangguan berarti untuk melanjutkan puasa esok hari. Satu gelas air hangat saya minum kembali. Menghabiskannya dengan rentang waktu. Hingga jelang adzan subuh. Gosok gigi, bersiap shalat subuh.

Air putih hangat sepertinya akan selalu saya siapkan di dalam thermos, selama bulan puasa ini. Berusaha tidak lapar mata, berhenti makan sebelum kenyang, nanti kalau waktu maghrib tiba, dengan awalan satu gelas air putih dahulu. Lanjut shalat maghrib, usai itu baru makan yang agak berat. Ada kolak biasanya, emak menyediakan, bikin sendiri diisi singkong atau ubi jalar, cukup itu saja.

Maunya seperti  Ramadhan dahulu yang ada kurma, berhubung mahal, cuma ada di supermaket tidak berani beli. Tak apa yang penting manis. Sehingga ada asupan kalori untuk energi.

Usai shalat isyak dan tarawih baru saya berani makan nasi. Secukupnya juga, tanpa berani mengambil sambal banyak-banyak. Khawatir perut bermasalah lagi. Masih saya awali dengan minum air putih hangat, juga sedikit saja untuk menutup ritual makan. Lepas itu istirahat sejenak bercengkerama dengan anak, juga mertua. Memberi pelukan hangat atau sedikit kecupan sebelum anak tidur.

Sudah saya laksanakan. Hari kedua puasa saya sukses tanpa keluhan. Air putih hangat benar benar telah menjadi andalan. Untuk sakit ringan yang saya alami saat awal puasa. Dari pening kepala, perut begah juga melilit hingga pilek akibat suhu dingin yang mendera.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun