Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

PSBB, Bantuan, Ramadan dan Guru Ngaji Yang Terlupakan

23 April 2020   11:28 Diperbarui: 23 April 2020   14:02 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


PSBB telah diterapkan, meski tidak total tetapi cukup mengunci sendi kehidupan bersosial. Selain tentu saja perekonomian. Pada tataran ini perhatian lebih ditujukan pada mereka yang terdampak ekonomi. Beberapa profesi utama yang mengandalkan upah harian seperti buruh, kuli, tukang becak, ojeg konvensional atau online menjadi primadona.

Profesi mereka tetiba populer. Duka lara akibat Corona beserta kesusahan penghidupan banyak yang viral menghisi media cetak, sosial atau layar kaca. Ini bagus untuk menumbuhkan kepedulian. Bantuan mengalir, dengan harapan cukup dijadikan sebagai penyambung hidup beberapa hari ke depan, atau mungkin minggu bahkan bulan. Sungguh, saya berharap untuk itu.

Jujur, saya ngeri mengetahui ada bapak menjual Hape untuk beli beras, atau lelaki digebuki massa gegara mencuri bahan pengisi perut itu. Belum lagi ibu-ibu yang rela berpuasa dengan anak-anaknya karena tak ada penghasilan. Semua ujung-ujungnya urusan memenuhi kebutuhan ekonomi. Yang paling dasar. Makan.

Maka ketika bantuan diberikan untuk mereka saya turut bahagia. Meski tak bisa turut serta memberi ke sana, melihat orang lain melakukan hal itu ada iri juga empati. Mestinya saya bisa ikut berperan pula. Selalu begini tiap kali saya mengetahui ada kabar orang, instansi, atau siapa saja memberikan bantuan. Bahagia, haru menyeruak di dada.

Bantuan kepada banyak orang dengan profesi beragam telah saya ketahui. Bersyukur, di tengah pandemi rasa kemanusiaan tumbuh bersemi. Penerima bantuan adalah mereka yang sangat berhak. Sesuai kriteria, sesungguhnya penerima sedekah itu adalah fakir dan miskin. Ya, mereka menjadi kelompok itu akibat pandemi ini.

Pun ketika kemarin saya baca kabar berita, ada organisasi kemasyarakatan memberi bantuan pada guru ngaji. Berlinang air mata ini. Saya menjadi bagian dari profesi itu. Rutinitas yang terpaksa berhenti akibat pandemi.

Padahal ini jelang Ramadhan. Guru ngaji tak lagi bisa mengajar ngaji. Jarang yang bisa memberikan pengajaran online. Kalah dengan tugas sekolah. Kami mengerti, sehingga wanti-wanti kepada santri, kepada wali kami tekankan. Agar anak tetap belajar di rumah dengan bimbingan orang tua.

Sebagai guru ngaji saya berterima kasih ada yang memperhatikan nasib kami. Pamali kami meminta bantuan, meski tak menampik bila ada yang memberikan. Banyak diantara kami yang tetiba tak punya penghasilan, secara kehilangan pekerjaan. Guru ngaji bukan profesi utama, itu kami lakukan lillaah. Tetapi pekerjaan utama kami lain yang tak  berjalan seperti biasalah yang membuat keadaan kami juga kesulitan dalam hal  ekonomi.

Ada yang mengategorikan kami di level kelas menengah, karena biasanya cukup bisa memenuhi kebutuhan rumah sehari-hari. Sebagai pedagang kecil, atau memiliki usaha toko. Ada yang siang menjadi karyawan atau guru swasta, lalu sore mengajar mengaji. Dari sisi ekonomi, pada hari biasa tak ada kesulitan bagi guru ngaji memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, itu tidak berlaku kini, pandemi meluluh lantakkan sumber penghasilan. Work from home sepi, stay at home harus mencukupi periuk nasi. Hingga jadilah beberapa guru ngaji  bagian dari dhuafa saat ini. Dengan keberadaan yang terlupakan. Juga memang tak ada niat koar-koar meminta bantuan. Malu hati. Ada banyak saudara kita yang memiliki nasib sama dengan kami.

Dan, ketika ada berita perhatian pada guru ngaji, saya ikut bahagia. Ini saya tahu lewat NU online Sidoarjo dengan rilis berita,  NU Care-Lembaga Amil Zakat, Infak, Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Sidoarjo menyalurkan ratusan paket sembako gratis untuk guru ngaji se-Kabupaten Sidoarjo yang terdampak Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun