Begitu dikatakan Akhmad Ali, Babinsa Tambakrejo Krembung Sidoarjo dalam acara Pembentukan Relawan Desa Lawan COVID19 di Kantor Balai Desa Tambakrejo pada Sabtu (11/4).Â
Sebagai Satgas Penanganan COVID19 tingkat desa. Garda terdepan yang diharapkan bisa mengambil peran penting untuk memutus mata rantai persebaran Wabah Corona Virus Deases (COVID19).Dalam hal ini dia juga mengajak untuk mentaati Instruksi dari Pemerintah untuk tetap tinggal di rumah saja, hindari kerumunan, jangan bepergian yang jauh. Serta yang paling penting untuk penduduk setempat yang kebanyakan punya keluarga di luar kota dia berpesan,
"Untuk sementara, di tahun 2020 ini kita tidak usah mudik dahulu. Demi memutus mata rantai penularan COVID19. Lebih baik dirumah saja. Jika kangen dan rindu Keluarga cukup pake media online, Telephon atau Video Call."
Tim Satgas Relawan Desa Lawan COVID19 yang dibentuk adalah dalam rangka menindak lanjuti Intruksi dan Edaran Menteri Desa PDTT Nomor 8 Tahun 2020 yang ditegaskan oleh Surat Bupati Sidoarjo tentang Desa Tanggap COVID19.
"Bahwa Desa harus mengubah APBDes dan menggunakan Dana Desa untuk Padat Karya Tunai dan penanganan COVID19," Terang pendaming lokal desa Sutrisno Akbar tentang kebijakan pembentukan satgas itu.
Posko dibuat sebagai Pusat Informasi. Gerbang Jaga untuk memantau tamu keluar masuk desa. Juga melakukan edukasi pemahaman tentang Pencegahan Covid19.
Bukan hanya kegiatan yang berhubungan langsung dengan pandemi saja satgas dengan poskonya itu berkegiatan. Kepedulian pada warga yang terdampak secara ekonomi juga dilakukan.
Ada pendataan warga miskin, pengangguran, setengah pengangguran, Â juga warga yang rentan sakit, yang punya riwayat sakit berat pun para lansia yang punya potensi besar terpapar.
Untuk keamanan dan kenyamanan warga, dilakukan pengawasan terhadap tamu dari luar yang singgah ke desa. Mengawal warga yang melakukan karantina mandiri, melakukan penyemprotan, memastikan tidak ada kerumunan warga.
Kampanye melakukan kegiatan pencegahan lain yang lazim dilakukan perseorangan juga terus digemakan. Memakai masker kemanapun bepergian, juga rajin cuci tangan.
Dia siap dihubungi jika ada warga yang membutuhkan pemeriksaan atau penangan kesehatan. Misal mengedukasi  warga yang baru pulang dari rantau untuk diwajibkan isolasi mandiri dirumah selama 14 hari. Atau bisa langsung menghubunginys maupun datang ke posko.
Cek kesehatan, apakah orang tersebut punya gejala atau tidak. Kerjasama dengan para RT yang paham tentang kondisi lingkungan masing-masinh. Sekaligus memanfaatkan data warga yang rentan sakit, atau ODP yang keluar masuk desa. Untuk pengawasan lebih lanjut.
Pemerintah Desa Tambakrejo sendiri  berharap para relawan ini ikhlas bahu membahu. Gotong royong demi Desa Tambakrejo yang aman dan sehat. ABPDes sudah diubah, agenda penyemprotan  sudah rutin dilakukan. Dengan lanjutan program nanti semua warga akan diberi masker melaului RT. Mengadakan  tempat cuci tangan pula.
Kantor Balaidesa disediakan sebagai Posko penanganan COVID19, "Jadi jika ada Warga yang baru datang, kelar masuk mohon Pak RT mentatat dan menginformasikan kepada kami." Jelas Athok Ahsan, PNS yang berdinas sebagai Pj. Kepala Desa Tambakrejo, Krembung Sidoarjo.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa semua komponen dan Unsur Masyarakat adalah Relawan Desa untuk melakukan pencegahan dan penanganan COVID19 yang ada di Wilayah Tambakrejo.
Sepakat. Balai desa dijadikan posko. Ini didapatkan sesudah acara yang dihadiri oleh Kasianah, A.Md.Keb Bidan Desa Tambakrejo, BABINSA Pelda Achmad Ali, Bhabinkamtibmas AIPTU Daryono, Ketua BPD Bapak Samin dan Pendamping Lokal Desa Sutrisno Akbar serta semua perangkat Desa, Anggota BPD, RT/RW se Tambakrejo, Lembaga LPM, PKK, KARTAR dan Tokoh Masyarakat itu usai. Tak ada keberatan. Relawan Desa Lawan COVID19 resmi berkantor di balai desa Tambak Rejo.
Bukan kejam bila harus diambil tindakan, misal memberikan vonis isolasi pada yang terpapar, tapi demi keselamatan semua orang. Meminggirkan egoisme, memikirkan banyak orang. Maka bila jelang ramadhan ini mudik menjadi satu hal yang tidak dilakukan, ini juga demi kepentingan banyak orang.
Kita tidak tahu akan bertemu orang yang bagaimana di perjalanan. Atau apakah ketika tiba di kampung mudik kita sudah aman, atau malah menjadi media penularan ketika tak sadar di perjalanan bersentuhan dengan sesuatu yang terpapar.
Tahan diri, biar berlalu dahulu virus ini. Baru kita mudik kembali. Yang penting bukan mudiknya tapi silaturahminya. Tetap hubungi keluarga, berkabar dengan kualitas kehangatan tetap seperti saat berjumpa. Itu akan dihargai. Daripada datang tetapi menimbulkan persoalan baru, yang harus laporan, isolasi, juga melewati pemeriksaan. Jadi jika tidak darurat, jangan mudik ya. Ribet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H