Dia siap dihubungi jika ada warga yang membutuhkan pemeriksaan atau penangan kesehatan. Misal mengedukasi  warga yang baru pulang dari rantau untuk diwajibkan isolasi mandiri dirumah selama 14 hari. Atau bisa langsung menghubunginys maupun datang ke posko.
Cek kesehatan, apakah orang tersebut punya gejala atau tidak. Kerjasama dengan para RT yang paham tentang kondisi lingkungan masing-masinh. Sekaligus memanfaatkan data warga yang rentan sakit, atau ODP yang keluar masuk desa. Untuk pengawasan lebih lanjut.
Pemerintah Desa Tambakrejo sendiri  berharap para relawan ini ikhlas bahu membahu. Gotong royong demi Desa Tambakrejo yang aman dan sehat. ABPDes sudah diubah, agenda penyemprotan  sudah rutin dilakukan. Dengan lanjutan program nanti semua warga akan diberi masker melaului RT. Mengadakan  tempat cuci tangan pula.
Kantor Balaidesa disediakan sebagai Posko penanganan COVID19, "Jadi jika ada Warga yang baru datang, kelar masuk mohon Pak RT mentatat dan menginformasikan kepada kami." Jelas Athok Ahsan, PNS yang berdinas sebagai Pj. Kepala Desa Tambakrejo, Krembung Sidoarjo.
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa semua komponen dan Unsur Masyarakat adalah Relawan Desa untuk melakukan pencegahan dan penanganan COVID19 yang ada di Wilayah Tambakrejo.
Sepakat. Balai desa dijadikan posko. Ini didapatkan sesudah acara yang dihadiri oleh Kasianah, A.Md.Keb Bidan Desa Tambakrejo, BABINSA Pelda Achmad Ali, Bhabinkamtibmas AIPTU Daryono, Ketua BPD Bapak Samin dan Pendamping Lokal Desa Sutrisno Akbar serta semua perangkat Desa, Anggota BPD, RT/RW se Tambakrejo, Lembaga LPM, PKK, KARTAR dan Tokoh Masyarakat itu usai. Tak ada keberatan. Relawan Desa Lawan COVID19 resmi berkantor di balai desa Tambak Rejo.
Bukan kejam bila harus diambil tindakan, misal memberikan vonis isolasi pada yang terpapar, tapi demi keselamatan semua orang. Meminggirkan egoisme, memikirkan banyak orang. Maka bila jelang ramadhan ini mudik menjadi satu hal yang tidak dilakukan, ini juga demi kepentingan banyak orang.
Kita tidak tahu akan bertemu orang yang bagaimana di perjalanan. Atau apakah ketika tiba di kampung mudik kita sudah aman, atau malah menjadi media penularan ketika tak sadar di perjalanan bersentuhan dengan sesuatu yang terpapar.
Tahan diri, biar berlalu dahulu virus ini. Baru kita mudik kembali. Yang penting bukan mudiknya tapi silaturahminya. Tetap hubungi keluarga, berkabar dengan kualitas kehangatan tetap seperti saat berjumpa. Itu akan dihargai. Daripada datang tetapi menimbulkan persoalan baru, yang harus laporan, isolasi, juga melewati pemeriksaan. Jadi jika tidak darurat, jangan mudik ya. Ribet.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H