Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | My Heart, My Honey

12 Maret 2020   07:53 Diperbarui: 12 Maret 2020   07:55 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai hari itu datang.  Lelap sesudah berkeringat dengan Nisa membuatku tak waspada. Gawai tergeletak begitu saja di kasur. Ini rupanya yang membuat Nisa terdorong menyelidik. Terkunci dengan sidik jari sebetulnya. Tapi dia cukup pandai menggunakan jariku membukanya.

Kudengar mulutnya bergumam,  mengeja nama-nama yang muncul di chat gawai. "My Honey, My Heart, My Love, My Lady."

"Banyak sekali wanitamu Zain, aku membencimu, tapi juga mencintaimu. Kau hanya milikku. Aku siap kehilangan,  tapi aku tak akan membagikanmu pada siapapun."

Masih setengah sadar ketika kudengar Nisa berucap. Nada geram bergetar keluar dari bibir sexynya. Segera kuraih lehernya. Kusingkirkan gawai di tangannya.

"Only you. My heart just for you." Kupeluk dirinya, sambil menatap matanya, rebah di dadaku.

Sorot itu tak lagi seperti Nisa yang kukenal. Tidak ada perkataan. Dia hanya tersenyum menyeringai sebelum pamit sebentar ke luar kamar hotel.

"Kau lanjutlah tidur sayang. Kutinggal sebentar ya."

Menurutinya, kulanjutkan mendengkur. Entah berapa lama. Hingga satu tepukan lembut di pipi membangunkan. Aroma kopi yang kusukai ada di tangan Nisa. Seketika terjaga.

"Minumlah Zain,  aku buatkan khusus ini untukmu. Kopi dengan jahe dan ginseng." Senyum manis dan tutur lembut Nisa membuatku langsung mengambil cangkir yang diberikan. Mengecup punggung tangannya sebentar sebelum kusruput kopi yang ditawarkan.

Satu tegukan terasa sangat nikmat. Tak pernah aku merasakan seenak ini meminum kopi. Dua tegukan lagi, menambah satu. Belum habis kopi itu pandanganku tetiba gelap. Tercekat. Terakhir kali kutatap Nisa menunjukkan tawa dan air mata.

"Pergilah Zain, kopi dengan sianida ini akan mengantarmu pergi menemui bidadari yang sesungguhnya."

Ngroto,  12/03/2020 Anis Hidayatie untuk perempuan yang tak ingin dimanfaatkan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun