Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | My Heart, My Honey

12 Maret 2020   07:53 Diperbarui: 12 Maret 2020   07:55 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hystoricindianapolis.com

Alasan pekerjaanku masih belum bisa dijadikan sandaran atau ingin membelikannya rumah dahulu sebelum menikah selalu kutarakan. Mengumpulkan uang dahulu. Satu rumah di real estate terbaik kota menjadi alat tepat menunjukkan ke wanita-wanita yang sedang kuburu itu percaya. Bahwa akan ada pernikahan dari hubungan ini. Sesuatu yang sangat mereka inginkan.

Lain Eni,  lain pula Mariam. Panggilan Abi disematkan padaku oleh perempuan cantik nan lembut itu. "Abi,  bajunya dari kemarin kok nggak ganti sih."

"Belum kuambil dari laundry Umi, tidak ada uang cash,  cuma ada kartu kredit ini. ATMku sedang kosong saldonya,  nunggu transfer honor dari si Bos."

 Jawabanku yang menjelaskan kondisi kantong karena Pak Burhan belum membayar ongkos gambar rumah yang dia pesan untuk klien cukup membuat Maria mengerti. Spontan dan ringan dia putuskan. Dengan tindakan tentu saja.

"Kuambilkan ya, habis ini kita mampir ke tempat Laundry itu. Langsung ganti baju di mobil. Aku gak mau abi terlihat kucel gitu."

Padahal,  laundry yang dia harus bayar cukup banyak,  wong tidak hanya pakaian yang kutaruh,  tapi karpet dan gordeyn rumah pula. Hujan deras beberapa waktu lalu mampu membuat  RSS yang kuhuni bocor, membasahi apapun yang ada di dalam rumah.

 Enggan mengerjakan sendiri. Laundry menjadi pilihan menuntaskan pe-er membersihkan perabot kain yang basah. Delivery order. Kuminta pelayan Laundry mengantar seluruh cucian ke rumah. Aku sendiri ganti baju di mobil,  menuruti permintaan Mariam. Baju yang kukenakan tadi,  meski hanya satu stel kuserahkan laundry lagi dengan tetap dibayar Mariam.

Mariam juga tak pernah keberatan menggunakan mobilnya untuk kami kencan. Bahkan kalau kukatakan aku sedang butuh mobil untuk pergi ke luar kota,  dia dengan mudahnya akan menyerahkan kunci Alphard yang dia pakai sehari-hari. Lengkap dengan STNK. Mariam rela menggunakan taxi online untuk keperluannya bepergian. Dia sungguh dermawan,  itu yang membuatku betah berlama kencan dengannya. My heart. Itu yang kusematkan di label nama gawaiku untuk menandai keberadaannya.

Mobil Eni atau Mariam bergantian menemaniku bila ke luar kota. Secara mobilku sendiri telah kujual. Sepi garapan membuatku tak punya pilihan. Sisa penjualan kubelikan N Max terbaru. Cukup mentereng untuk dipakai jalan kencan. Meski seringkali kuparkir motor di rumah mereka dan kugunakan mobil mereka saja.

Nah,  kalau aku sudah pegang mobil.  Nisa pasti kuhubungi.  Janda dua anak yang usianya lebih tua 3 tahun dariku itu tak pernah keberatan kuajak kemanapun. Termasuk memenuhi hasrat lelakiku. She is number one for that. Tidak kaya memang, tapi layanannya begitu memuaskan. Hanya untukku, diberikan hati dan tubuhnya hanya padaku. Tanpa janji apapun bahkan pernikahan. Karena anaknya tak ada yang mau ibunya menikah lagi. Ini keuntungan bagiku. Atas nama cinta dia lakukan apapun yang kumau.

Perfect,  sempurna betul hidupku. Tak perlu bersusah payah hanya untuk memenuhi kebutuhan. Sandang, pangan, kendaraan, mudah kudapatkan, bahkan hingga kebutuhan hasrat badan akan kejantanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun