Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Siul-siul pada Perempuan Lewat itu Pelecehan Juga Loh

11 Maret 2020   11:47 Diperbarui: 11 Maret 2020   11:49 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie/ Ugik, doc.pri

Tentang sikap yang harus diambil dia sepakat untuk bertindak tegas,  lapor,  selesaikan lewat jalur hukum,  supaya ada efek jera bagi pelaku. Juga mengabarkan kepada banyak orang bahwa tindakan abusment adalah sesuatu yang salah.  "Harus speak up, kalau mengalami kekerasan maupun melihat kekerasan seksual, harus lapor," ujarnya melanjutkan.

Terkhusus untuk  perempuan yang kerap menjadi korban, Ika Dianing ingin pemerintah juga benar-benar hadir untuk mengadvokasi perempuan, "Harapan saya agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan, karena sampai sekarang Indonesia belum punya produk hukum yang benar-benar pro terhadap penyintas kekerasan seksual,"  katanya.

Perempuan-perempuan di Pasuruan hendaknya berani membentuk organisasi atau komunitas khusus perempuan. "Agar perempuan punya ruang untuk berekspresi, karena masyarakat kita masih memandang sinis kalau perempuan punya inisiatif-inisiatif," terangnya.

Aksi ini diikuti kurang lebih 30 orang, yang beberapa diantaranya bahkan juga laki-laki. Salah satu peserta aksi, M. Rifandi (16) berharap acara ini terus ada berkelanjutan. "Harus tetap ada, biar masyarakat punya pandangan yang terbuka," ungkapnya.

Sepakat,  saya suka dengan pendapatannya. Gerakan ini,  meskipun hanya diikuti sebagian kecil masyarakat yang peduli perlu disuarakan konsepnya.  Untuk mengedukasi masyarakat agar sadar pentingnya menghargai manusia. Lepas dari stigma gender seseorang. Perempuan harusnya tidak mengundang, hati-hati bersikap atau menjaga penampilan untuk tak terkesan menggoda hidung belang.  Atau lelaki yang harus maskulin,  macho,  jantan tidak boleh kemayu dan gemulai.

Sudahlah,  itu pilihan masing-masing. Tidak perlu melecehkan atribut yang ada pada mereka. Bahkan terhadap mereka yang dianggap kaum rendahan,  pelacur misalnya. Menghargai  manusia perlu dikedepankan. Sebab tak ada satupun manusia yang dengan suka berada pada posisi marginal.  Melecehkan gender berarti merendahkan harkat kemanusiaan. Ini tak boleh berlaku.  Untuk siapapun dia.  

Bravo women march,  gerakan moral untuk pemulihan karakter bangsa. Jaga perbuatan untuk tidak melakukan pelecehan, mulai dari yang paling ringan. No siul,  no colek,  no senggol-senggol dan seterusnya.  Okeh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun