HaiHai- hai Kompasianer pejuang  deadline. Tengoklah penanggalan. Ada yang istimewa di tanggal 8 Februari ini. Untuk yang mengaku penulis dengan minat suka berbagi manfaat hayuklah ikuti event Anniversary Widz Stoops. Untuk kampanye literasi dia berikan traktiran pada penulisan,  menginspirasi rasa berbagi. Telah dia siapkan sejumlah uang, membantu mereka yang hidupnya kekurangan. Â
Bagi saya uang 10 juta untuk hanya dibagi-bagikan itu jumlah besar. Â Butuh nyali bak menaiki puncak gunung tertinggi. Â Maka kalau sampai kegiatan ini tak diikuti sungguh sayang sekali. Â Bukan perkara hadiah traktiran bagi penulis itu yang memang menggiurkan. Namun kesempatan ikut mendukung gerakan literasi Widz dan bisa menginspirasi lewat menulis berbagi, Â ini yang langka didadapatkan. Â
Memberi orang, Â bersedekah itu mudah. Â Kita bisa melakukan kapan saja dengan terang terangan atau sembunyi. Meski untuk amal uang harus saya akui sulit bukan kepalang. Namun kerap banyak orang berhasil menundukan godaan. Â
Ada  halangan cukup besar,  70 bisikan siap menghadang bagi kita agar enggan mengeluarkan. Hanya orang dengan tingkat kedermawanan tinggi yang mampu melakukan sehingga balasan untuk itu dijanjikan besar pula.  Tak putus hingga nyawa terpisah dari badan.  Mengalir kebaikan terus menerus, menjadi tanaman yang terus tumbuh, ladang panen kebaikan.
Mengingat itu, menjadi keinginan besar ikut mendukung gerakan Widz. Ini kesempatan melatih jari untuk menulis dengan niat berbagi. Menulis tak sekedar memburu nilai tentang layak dilabeli atau tidak, Â viewer juga reader namun memfungsikan jari lebih berguna. Maslahat untuk umat manusia.
Memperingati hari lahir dengan cara begini sungguh langka. Mungkin baru satu-satunya di Indonesia. Â Bagi saya ini adalah sejarah, Â pilot project untuk semangat berbagi menular ke seantero negeri. Â Tumbuhkan empati, Â kesetia kawananan sosial, Â ini ruh yang saya tangkap dari niat Widz Stoops. Â Seorang Kompasianers diaspora yang kini sedang berdiam di New Jersey USA.
Dia ingin merayakan ulang tahunnya dengan berbagi pada sesama, untuk niat keberkahan agar harta yang dikeluarkan  tidak sia-sia. Bukan hanya dipakai bersenang-senang sebagaimana lazimnya pesta perayaan tapi menuai kebaikan dari yang telah dia bagikan.
Bravo Widz,  saya terharu untuk itu. Maka saya pun menulis. Tak hanya satu kategori, hingga dua sampai kini. Esai bertajuk Katarsis Ikhlas  Melewati Sepi, serta puisi  Lelaki Tumpuan. Saya dedikasikan tulisan ini untuk anniversary Widz pun untuk lelaki dengn semangat  literasi tinggi yang hidupnya masih perlu uluran tangan.
Saya tidak peduli tentang menang dan kalah, Â menulis saja dengan niat berbuat sesuatu. Bukan ingin membuka peluang menang banyak bila saya menulis lebih dari satu, Â toh saya tahu penulis hanya berhak mendapatkan satu saja hadiah meski tulisannya berpeluang menyabet semua kategori. Â Namun melatih pikiran untuk menulis dengan tujuan kemanfaatan. Â Itu yang sedang saya lakukan. Â
Maka untuk Anniversary Widz, untuk gema literasi,  untuk menumbuhkan empati.  Ayolah kita ikuti event yang diumumkan  lewat komunitas KPB, Kompasianers Penulis Berbalas kemarin. Dengan tajuk Event Widz Stoops AnniversaryÂ
Usah punya pikiran macam-macam tentang yang dilakukan Widz. Apalagi sampai menuduh tebar pesona untuk sebuah kepentingan, Â macam politikus atau selebritis, jauh tuh! Â Kita hargai, Â apresiasi, Â positif thinking untuk niat tulus Widz dengan harapan spiritnya mengular, Â menular. Â