Dia menuliskan pikirannya,"Kamu boleh menganggap bahwa mereka berdosa karena tak memakai jilbab atau bahkan cadar, tapi keyakinanmu itu hanya salah satu dari sekian tafsir tentang aurat perempuan. Kebenaran yang kamu yakini bukanlah satu-satunya kebenaran karena kamu bukan Tuhan sang pemilik kebenaran. Jika hatimu terluka karena dianggap sebagai teroris hanya karena kamu memakai cadar, sesakit itulah hati para perempuan yang tak berjilbab saat mereka dinista sebagai perempuan bejat hanya karena mereka tak menggunakan jilbab."
Jangan lagi ada orang yang tersakiti gegara pilihan penampilan. Mengedepankan kehangatan, gandeng tangan dalam kebersamaan. Masih banyak persoalan besar bangsa yang harus kita pikirkan.
Untuk kepentingan umat, untuk kemaslahatan orang banyak. Berhijab atau tidak berhijab biar menjadi isu pribadi saja. Berhenti di ranah perseorangan, tidak melebar sampai menimbulkan perpecahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H