Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Puskesmas Pujon, Malang Menghargai Seni Lewat Pertunjukan Puisi dan Tari

17 Januari 2020   07:53 Diperbarui: 17 Januari 2020   12:52 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie /Ovalya Makarova, doc. pri

Datang dan pergi,  bertemu dan berpisah adalah sunnatullah yang tak bisa dihindari.  Hukum alam ini melekat dalam kehidupan, mewarnai setiap sendi perjalanan manusia. Dari sejak dilahirkan hingga berakhirnya setiap episode perjalanan.

Pertemuan menjadi babak menyenangkan yang bisa membuat kita bahagia karenanya.  Ada tawa,  ada rangkaian cerita kemudian yang selalu mewarnai setiap jalannya,  sesudah bertemu itu.  Saling salam,  sapa, senyum,  dan berkegiatan bersama menjadi hal berkesan yang kemudian sulit untuk dilupakan.

Anis Hidayatie /Ovalya Makarova. doc. pri
Anis Hidayatie /Ovalya Makarova. doc. pri
Inilah yang saya tangkap dari acara perpisahan. Dari seremoni "PisahSambut", seperti yang tampak pada acara pada 15/01/2019 di Puskesmas Pujon Kabupaten Malang. Kepala Puskesmas yang lama, dr. Wiwit harus berpindah tugas, pamit pada teman sejawat yang telah membersamai selama 5 tahun. Sebuah rentang waktu yang cukup lama dan membuat simpul hubungan telah merupa saudara.


Kondisi itu menyeruakkan haru pada teman sejawatnya.  Maka dipersembahkanlah sebuah puisi untuk dokter Wiwit.  Untaian rasa paling dalam yang muncul dari dasar sukma merupa kata-kata.  Ya,  puisi memang bahasa hati yang paling pas untuk dipersembahkan dalam acara seperti ini.  

Saya mengapresiasi hal ini sebagai bagian dari penghargaan terhadap karya sastra dan juga literasi. Menampilkan puisi dalam acara acara seremoni,  bisa menjadi jembatan  mengenalkan salah satu kategori karya sastra terhadap orang lain.  

Mereka akan mengenal, menghargai dan bahkan bisa menumbuhkan minat terhadap puisi ini. Bahkan,  bukan tidak mungkin mereka yang hadir bisa terinspirasi berkarya,  sesudah mendengar puisi dibacakan.

Haru biru dirasakan peserta. Puisi itu mampu menimbulkan suasana hening,  mewakili rasa,  menciptakan aura betapa kesan dan kenangan terhadap kawan telah melekat dalam benak mereka,  tak terlupakan.  

Suasana menjadi cair sesudah penampilan lain disuguhkan.  Yakni petunjukan tari Bapang, bagian dari jenis tari topeng Malang. Surprise,  baru tahu kali itu saya.  

Sesuatu yang tak saya duga sebelumnya.  Tentu saja saya jadi terkesima.  Produk seni budaya ini adalah kekayaan khas daerah, yang bisa saja punah bila tak ada yang mau mengangkatnya.  

Untuk itu angkat topi saya berikan kepada penyelenggara acara ini.  Terlihat sepele bagi mata umum. Tapi bagi saya ini istimewa.  Berani menampilkan sesuatu yang tak banyak orang tahu,  termasuk saya. 

Ditampilkannya pertunjukan tari Bapang itu bisa membuat seseorang mengenal tari tersebut. Pun menambah pengetahuan tentang seni tari. Untuk kemudian menjadi bagian lain dari kegiatan melestarikan seni budaya.  

Dari pertunjukan tari tersebut saya jadi tertarik mengetahui apa sih tari bapang itu.  Maka pertanyaan saya lontarkan kepada bu Ovalya Makarova,  bidan puskesmas ketua panitia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun