Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyaksikan Reuni Liburan Afatar dengan Getar Kerinduan

25 Desember 2019   03:43 Diperbarui: 25 Desember 2019   03:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetiba nostalgia masa lalu menyeruak. Beberapa di antaranya mengungkapkan, Mereka menuliskan kembali bagaimana kesulitan yang pernah mereka alami jaman kuliah dahulu.  Ada yang harus jadi marbot masjid,  bekerja serabutan,  guru privat,  buruh menulis tugas mahasiswa kaya dan seterusnya. Tulisan saya mengingatkan betapa merekapun tak mudah menjalani perkuliahan. Biaya, itu kendala utama.  

Saya tidak berada dalam situasi tersebut jaman kuliah dahulu, tetapi saya cukup mengerti dan berempati dengan keadaan teman- teman yang kekurang itu. Makan bersama, itu yang sering saya tawarkan buat mereka.  Lumayan,  mengurangi pengeluaran pikir saya. Disamping kehangatan cengkerama yang saya inginkan.

Kini teman-teman saya itu sudah banyak yang jadi orang. Dari yang dahulu ketika mahasiswa mereka sering mengalami kesulitan keuangan,  kini banyak diantara mereka yang berkecukupan. Jadi orang gedean, sukses finansial.  

Anis Hidayatie Doc. Pri
Anis Hidayatie Doc. Pri
Meski begitu mereka tetap low profile,  humble, tak membedakan teman. Kami saling sapa hangat bila bertemu. Gus Is,  Gus Prap, Gus Dirman, Gus Luthfi, Gus Alim, Yuk Khur, Yuk Han,  Fafa, Mbak En, Mbak Nazar, Mbak Etis, Mbak Rodh, Mbak Amin, Mbak Ifa, dan seterusnya adalah orang-orang  yang tak keberatan berbagi keakraban ketika bertemu. Dukungan itu begitu kuatnya. Hingga kesedihan bisa saya lupakan kala bertemu mereka.  

Termasuk saat saya berada dalam posisi terjepit secara finansial. Mereka mengulurkan tangan,  padahal  saya sekalipun tak pernah meminta.

Malu hati. Mereka masih menerima saya saja itu sudah membuat  saya bahagia kok. Saya bukan apa-apa, dibandingkan mereka.  Jadi, saya tak ingin lebih mempermalukan diri saya dengan meminta minta belas kasihan mereka.

Ternyata memang ada donasi khusus pada sahabat  yang kekurangan,  terutama terkait  pembiayaan pendidikan. Ini membuat saya terharu.  Menangis kala diberitahu mereka akan membantu biaya pendidikan anak saya.

Empati mereka,  mampu menggetarkan hati ini. Doa-doa mengalun. Ada tangan ringan mengulurkan bantuan. Saya mengetuk pintu langit,  untuk kebaikan yang telah mereka usahakan.

Anis Hidayatie, doc. Pri
Anis Hidayatie, doc. Pri
Masya Allah,  barokallah.  Hanya itu yang bisa saya ucapkan menyambut empati mereka.  Tak kan saya lupakan.  Untuk saat ini saya hanya bisa mendoakan mereka agar senantiasa dimudahkan pula hidup mereka oleh Allah subhanahuwata'ala. 

Tak ada lain.  Sambil berharap semoga suatu saat saya juga diberi jalan oleh Tuhan untuk bisa membalas kebaikan-kebaikan mereka.  

Anis Hidayatie, doc. pri | nung The Jet lee's face
Anis Hidayatie, doc. pri | nung The Jet lee's face
Dari sini saya banyak belajar. Teman, sahabat adalah  harta tak ternilai yang kadang kita lupakan. Keikhlasan pertemanan, empati yang diberikan mampu memberikan energi tersendiri untuk bisa bertahan,  bahkan bangkit dari keterpurukan.

Maka bertemanlah, bersahabatlah dengan siapa saja. Jangan buat jarak,  apalagi berselisih paham.  Karena satu musuh itu terasa sangat banyak, mampu menggelisahkan pikiran. Sedangkan  seribu teman serasa masih kurang, kekayaan yang tak bisa dinilai dengan uang. Bukankah demikian?

Anis Hidayatie,  Untuk Afatar,  untuk Kompasiana.  Sembalun,  Lombok 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun