Manusia adalah makhluk sosial. Tsah, tak terbantahkan itu. Tidak bisa dia hidup sendiri saja di dunia ini. Selalu butuh teman, menginginkan pengakuan. Tentang keberadaan dirinya, tentang kehidupannya. Sejak zaman Adam diciptakan hingga zaman millenial ini.
Berteman, berkelompok, berhubungan satu sama lain atas dasar kesamaan wilayah, Â kebutuhan, pekerjaan, atau minat dan kesukaan. Begitulah manusia dalam interaksi sosialnya. Hingga kemudian mereka hidup dalam satu kelompok, berhubungan satu sama lain. Dalam sebuah komunitas.
Ya ini merujuk pada pengertian komunitas yang oleh Wikipedia disebutkan sebagai sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan. Umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Â Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak".
Akan halnya dengan Forkompas, Forum komunikasi lintas komunitas Pasuruan. Â Komunitas ini saya pandang mempunyai ketertarikan yang sama terhadap masalah sosial. Bergabungnya beberapa komunitas dalam satu wadah ini tentu menimbulkan warna baru. Dari yang biasanya satu warna, satu passion. Kini banyak genre, saling melengkapi.
Keberadaan banyak komunitas dalam satu wadah ini tentu diharapkan memberikan lebih banyak manfaat tidak hanya pada anggota pun juga mereka yang di luar komunitas, penduduk Pasuruan pada umumnya.
Karena komunitas ini ada di Pasuruan, bersinggungan langsung dengan lingkungan Pasuruan. Sebagaimana konsep  manusia yang baik, menyatakan bahwa sebaik baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, maka demikian pula kehadiran Forkompas. Eksistensinya diharapkan mampu memberikan sumbangsih pada kemajuan Pasuruan secara menyeluruh. Dari berbagai lini kehidupan Pasuruan. Memberikan manfaat yang signifikan bagi setiap sendi urat nadi Pasuruan.
Hadirnya beragam komunitas dengan berbagai cerita yang dimiliki, tentu membuat kita banyak belajar. Mempelajari kehidupan orang lain, heterogenitas, pluralisme, sinergi, serta berkarya dalam balut kerjasama. Meminggirkan kepentingan pribadi atau kelompok demi manfaat yang lebih besar.
Dalam hal ini yang  bisa kita lakukan adalah menciptakan atmosfer dialog yang seimbang sebagai sesama manusia. Memberikan sumbangsih atas nama cinta sebagai sesama manusia. Hingga manfaat itu akan dirasakan mengalir dari sebuah ketulusan yang diberikan tanpa berpikir dan imbalan. Inilah ruh komunitas itu.
Melalui buku komunitas -komunitas di Pasuruan, ada harapan besar ruh kebaikan itu terus menyebar. Mengularkan inspirasi untuk saling gandeng tangan, berbagi kehangatan. Menyambung paseduluran, persaudaraan, perkerabatan dengan orang-orang yang sebelumnya tidak kita kenal tetapi kemudian terhubung  dalam persaudaraan. Terjalin ukhuwah insaniyah untuk kemaslahatan umat pada umumnya. Memberikan manfaat besar untuk mereka yang terjamah komunitas dengan ruh kesalihan perbuatan.
Untuk itu, mari sambut kehadiran kebangkitan komunitas- komunitas di Pasuruan. Kita nantikan gebrakan karya mereka. Menjadikan komunitas sebagai jembatan indah. Mengukirkan nilai baik, yang mengabarkan kebaikan, memberikan kebaikan bagi siapapun. Untuk kebaikan hidup di dunia dan kehidupan sesudah dunia fana berakhir. Salam komunitas, Salam berjuang untuk umat dalam balutan gandeng tangan, bekerja sama untuk kebaikan. Bravo Forkompas. Inspiring Pasuruan.
Pasuruan, 30/10/2019
Wakil Wali Kota Pasuruan, Raharto Teno Prasetyo ST
( Anis Hidayatie, ketua Forkompas, Forum Komunikasi Lintas Komunitas) di-posting untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H