Hal ini diakui oleh sang penjaga pulau. Harapannya ada perhatian dari orang yang datang atau pengelola wisata yang memanfaatkan pulau Lusy sebagai destinasi wisata. Paling tidak memberi bantuan tempat sampah atau Finansial untuk merawat fasilitas itu.
Dalam pandangan saya harapan penjaga itu tidaklah muluk. Tak ada karcis, tanpa retribusi hanya menjaga dan memberikan izin saja. Apa susahnya pemanfaat wisata memberikan sesuatu untuk menjaga pulau Lusy ini? Toh untuk dimanfaatkan banyak orang, kita juga. Agar lestari keberadaan ekosistemnya, juga terjaga dari kerusakan, bersih dan selalu nyaman dikunjungi.Â
Ada pula yang mulai mencuci kupang di pinggir sungai. Seru, pemandangan langka yang baru pertama kali saya temui. Inspirasi segar untuk saya tulis dalam buku. Bahwa menyusuri sungai, menyaksikan kegiatan kehidupan masyarakat sekitar sungai sungguh menarik untuk dinikmati, dicermati.
Anis Hidayatie, Sumpil 28/10/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H