Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ternyata Ini Alasan Utama Sulit Menulis

8 Oktober 2019   07:02 Diperbarui: 8 Oktober 2019   14:45 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie (doc.pri)

Masih dalam rangkaian kegiatan kampanye literasi, saya road show.  Keliling antar kota dalam propinsi kali ini, belum merambah luar Jatim, propinsi tempat saya bermukim. Meski kadang kalau libur panjang saya ke luar propinsi juga, maklum tidak bisa meninggalkan tugas utama, yakni mengajar.

Pasuruan, dengan para mahasiswa Universitas Merdeka di kota itu. Komisariat PMII Merdeka yang mengadakan. Hari Minggu, 6 Oktober 2019 di Kantor Kecamatan Bugul Kidul Pasuruan. 

Saya diberi kesempatan mengisi kelas menulis bagi  para Mahasiswa Baru, diminta Rilan, salah satu mahasiswa yang sudah punya Web menulis dan juga anggota KOMALKUPAS. Lalu Musafir sang ketua komisariat menghubungi pula mengajak mengisi acara.  Dalam rangkaian diskusi memperingati Hari Kesaktian Pancasila.

Dengan membawa bendera KOMALKUPAS, Komunitas Menulis Buku Pasuruan saya datang. Didampingi Fatur sang sekretaris, juga Fahrizal, Wakil sekaligus Jurnalis Radar Bromo serta Khojin anggota Himpunan Pariwisata Indonesia yang sedang bekerja sama dengan saya dalam sebuah projects buku desa wisata. 

Anis Hidayatie.doc.pri
Anis Hidayatie.doc.pri
Saya berkesempatan membagi sedikit tips menulis bagi pemula. Saya katakan demikian karena diantara diantara mereka, ketika saya tanya tak satupun yang mempunyai kebiasaan menulis. Kecuali menulis untuk WhatsApp dan Facebook. Hal umum yang sering saya jumpai di manapun. Saat saya diminta menjadi narasumber kelas menulis.

Mendapatkan sesi pukul 13.00 sesudah makan siang. Waktu nyaman untuk memejamkan mata sesudah sholat dan makan. Membuat saya harus menyajikan materi lebih atraktif, dekat dengan audiens, supaya mereka tidak tertidur karena hanya menyaksikan materi dari PPT, powerpoint. 

Mendekati peserta, berbaur, berbincang, tanya jawab seputar kebisaan mereka dalam menulis. Hingga saya menemukan beberapa hal  tentang kesulitan mereka dalam menulis. 

Yang pertama adalah kurang percaya diri merangkai kata. Ketakutan akan tulisan yang dihasilkan nanti jelek membuat mereka tidak berani menulis. 

Yang kedua, kesulitan dalam mengawali menulis, bagi mereka membuat lead paragraf atau merangkai kalimat pembuka di awal sebuah tulisan merupakan hal utama. Ini yang membuat mereka jadi kebingungan untuk mengungkapkan sebuah ide atau gagasan utama.

Yang ketiga, Malas. Mudahnya akses informasi dari dunia maya membuat mereka lebih suka copas, mengambil begitu saja tulisan yang telah tersedia di search engine semacam google. Saat ingin menyampaikan ide mereka lebih suka searh atau copas saja terus langsung share. Toh yang mereka dapatkan mempunyai kemiripan ide dengan yang ada di kepala mereka. 

Tiga hal tersebut saya temukan pada peserta kelas menulis saat itu. Sebagaimana yang dikatakan salah satu peserta, Dendi Setiadi. Saat saya meminta peserta membuat sebuah paragraf tentang kegiatan menulis.

"Saat ini banyak sekali anak muda yang malas menulis. Karena kurang percaya diri atas kemampuanya, dan minder akan tulisan yang kurang bagus, memulai tulisanya dari mana. Itu yang membuat anak mudah sekarang malas untuk membuat tulisan.

 Pula anak muda sekarang sudah terbiasa dengan hal instan,  bagi anak mudah lebih baik mencotoh lewat internet daripada menulis sendiri ide di kepala."

Maka untuk membuat mereka mau menulis tidak ada jalan lain kecuali action. Teknik ringan membuat satu paragraf saya utarakan, saya minta praktekkan. Rupanya sudah banyak pula yang lupa pelajaran Bahasa Indonesia. Padahal 12 tahun loh pelajaran ini kita dapatkan. Sejak SD hingga SLTA. Modal dasar sudah punya, tinggal aksi, eksekusi saja. 

Lalu, mengalirlah  paragraf- paragraf itu di android saya, --memang saya minta mengirimkan ke nomor saya, untuk memudahkan telaah--. Ternyata mereka, para peserta itu luar biasa. Sudah bisa, lancar merangkai kata. Hanya dari stimulus, Buatlah satu alinea berisi 6 kalimat, tiap kalimat berisi maksimal 6 kata, satu gagasan. 

Tak ada yang tak bisa, semua bisa mengerjakan tugas itu. Satu hal yang saya tekankan ketika akan mulai menulis adalah, bebaskan pikiran, jangan takut memulai, jangan takut salah, tabrak saja semua belenggu aturan dalam kepenulisan. Sesudah satu paragraf dibuat baru kita amati, lakukan pembenahan. Maka jadilah tulisan itu. Layak baca, bisa dikonsumsi khalayak. 

Sebagai tambahan wawasan, saya minta Fahrizal memberikan beberapa tips menulis konsisten, secara dia adalah jurnalis. Tidak boleh ada kata writer block pada jurnalis, maka penuturan Rizal tentang bagaimana menulis cepat, membuat judul yang menarik, menyajikan dengan bahasa mudah dimengerti menjadi satu sesi yang membuat peserta antusias pula mengikuti kelas menulis ini.

Konsisten berlatih serta jam terbang adalah satu hal yang tak bisa diabaikan untuk menuju peningkatan kualitas tulisan. Belajar dari bacaan,  belajar dari pengalaman, belajar dari kesalahan. Tidak ada tulisan bagus kalau tidak berani jelek. Jadi yang terpenting adalah aksi. 

Maka, pada para peserta itu saya pesankan di akhir perjumpaan, ayo menulis. Lakukan setiap hari. Dimanapun atau kapanpun ide berkelebat, segera tuangkan dalam bentuk tulisan. Di notes gawai, atau catatan kertas. Untuk kemudian dijadikan satu inspirasi penulisan. Setelah itu posting, karena kalau hanya disimpan saja, tidak ada yang akan mengoreksi tulisan kita.

Dengan menayangkan atau mengirimkan tulisan, kita bisa sambil belajar. Untuk itu bersyukurlah kalau ada yang berkenan memberikan kritik atau saran atas apa yang telah kita tuliskan. Jangan alergi, karena menjadi BAIK ada proses yang harus dilewati. Anda sepakat? Silahkan berikan Krisan, kritik dan saran pada tulisan saya. Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun