Bertemu banyak orang, berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, itu adalah satu hal yang sangat menggairahkan diri saya saat ini, sejak belahan nyawa berpulang. Bukan untuk mengobati kesepian tapi untuk mendapatkan spirit baru dalam kehidupan, bahwa saya tidak sendiri, ada banyak pelukan pun kehangatan yang saya peroleh bila kompromi dengan keadaan.Â
Ini pula yang saya alami beberapa hari kemarin. Tepatnya Rabu 11 September 2019. Satu ajuan saya untuk mengikuti acara JNE Kopiwriting dengan tema" Membawa UMKM Lokal ke Era Ekonomi Digital" yang digelar di Vargo Kitchen, kota Malang, disetujui.Â
Satu kata terima kasih harus saya haturkan kepada bapak Ropingi, Kompasianer asal Tanah Bumbu Kalimantan Selatan untuk itu. Dia sudah seperti kakak bagi saya, keakraban yang terjalin berkat Kompasiana. Dia memberitahu bahwa akan ada temu kompasianers, diskusi tentang UMKM dengan sponsor JNE di kota Malang, seperti yang telah dia ikuti di Banjarmasin. Satu hal yang memang sungguh saya ingin mengikuti acara tersebut setelah dia membagi gambar, membagi video, membagi cerita betapa asik dan seru acara itu dan sayang betul bila dilewatkan.
Terus terang hal yang saya dapatkan sesudah mengikuti acara tersebut melebihi ekspektasi. Mulanya saya hanya membayangkan ini semacam reuni, kopdar dengan teman-teman  sesama penulis yang selama ini hanya saya tahu dari beyond blogging Kompasiana. Namun ternyata lebih dari itu, ada ilmu baru, pengetahuan lain tentang banyak hal terutama dunia Usaha Mikro Kecil Menengah, UMKM dan keterlibatan JNE mendukungnya serta mendapatkan inspiring testimoni dari pelaku sukses bisnis itu di kota Malang. Ini menarik, ternyata geliat UMKM di era digital ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap perekonomian Indonesia secara umum.
Bersama peserta Kompasianer dan jurnalis yang hadir saat itu, saya dihipnotis dengan tayangan video tentang perkembangan bisnis dari 1.0, hingga 4.0. Membawa mereka dari era konvensional murni menuju digitalisasi bisnis dalam berbagai aspek. Menjadi keniscayaan bila mereka ingin mengambil peranan dan sukses dalam dunia usaha. Kompetitor era 4.0 tidaklah kasat mata, musuh utamanya asimetris. Jadi menguasai teknologi digital mutlak diperlukan.
 Ini persis seperti yang dikatakan tokoh sukses berwajah selebgram yang hari itu dihadirkan.  Dias Satria, Pemilik Kopi Jago yang baru terjun menggeluti usaha kuliner kopi ini selama 6 bulan dan sukses. Dia  berbagi pengalaman usaha pada acara tersebut.Tentang ekonomi era digital, dia menuturkan,"Era ini menuntut saya untuk dinamis mengikuti perkembangan zaman. Begitu pula dengan para pelaku usaha
lain untuk selalu update pengetahuan mengenai bisnis karena selera pasar pun akan selalu berubah."
Satu kalimat yang saya catat darinya adalah bahwa kita sebetulnya punya peluang sukses yang sama yakni, "We know the problem but we don't know how to solve the problem."
Ya, kita tahu betul ada banyak masalah menghadang untuk sebuah kesuksesan tapi sering kali kita dihadapkan pada kenyataan bahwa kita tidak tahu jalan keluarnya, cara memecahkan masalah-masalah itu. Padahal kunci sukses sebuah usaha terletak pada kecerdasan keluar dari masalah yang sedang dihadapi.
Masalah-masalah yang dihadapi UMKM pada umumnya itulah yang mendapatkan perhatian pemerintah, melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Tentang hal tersebut Tri Widyani mengatakan, "Dinas Koperasi dan UMKM Kota Malang memiliki program yang sudah berjalan yaitu Klinik Bisnis. Program ini ditujukan untuk pelaku UMKM agar siap menghadapi era digitalisasi dengan cara memberikan solusi serta pendampingan lanjutan dari pelatihan-pelatihan berbasis digital."
Menurut Bu Yani, demikian perempuan itu biasa dipanggil pelaku UKM Â 1.0 di kota Makang perkembangannya ibarat seorang gadis cantik. Ada sekitar 116000 ribuan usaha. Â Hal ini menjadi perhatian walikota, berbasis potensi ekonomi kerakyatan maka hal itu dikembangkan ke arah ekonomi kreatif, dengan memberikan pendampingan menuju keberhasilan.
Tentang jenis usaha yang diminati pelaku UMKM di kota Malang, dia mengurutkan dari yang paling besar yakni kuliner, fashion, kerajinan, dan digital. Game dan animasi ternyata menjadi potensi luar biasa yang turut menyumbang pertumbuhan ekonomi dari dunia UMKM. Hal ini unpredictable sebetulnya, namun menjadi kenyataan tak terbantahkan keberadaannya di kota Malang. Sehingga pemerintah tergerak turun tangan terlibat memfasilitasi kegiatan mereka.
Sementara itu, untuk mendukung pertumbuhan UMKM kota Malang yang terus bergeliat pesat JNE Â Malang, memiliki inovasi dengan program "Rumah UMKM" yang bekerja sama dengan beberapa dinas pemerintahan untuk pemberian materi, pelatihan, coaching clinic berupa branding, packaging, dan digital marketing. "Ini
untuk mendukung pelaku UMKM agar semakin berkembang di era ekonomi digital," ungkap Windhu Abiworo, Kepala Cabang JNE Malang.
Menurutnya, JNE hadir menginginkan UKM terus tumbuh menjadi usaha kecil menengah. Bisa mengirim barang ke luar negeri tanpa ribet. Untuk itu JNE Malang juga menghadirkan Warehousing Management System yang mampu menangani proses pickup,
racking, packing, labeling AWB, ready to shipper, sehingga memudahkan berbagai proses distribusi. Selain itu, para pelaku UMKM juga diajak untuk berani go international dengan program "Ekspor Lebih Mudah" ke seluruh dunia.Â
Saya sendiri yang pada waktu itu hadir dan duduk tepat di depan pembicara tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mengangkat keinginan agar buku-buku karya saya atau teman-teman penulis dari Komalku Raya, Komunitas Menulis Buku Malang Raya maupun dari tempat lain yang bermitra dengan saya agar bisa dikirim ke luar negeri dengan biaya ringan saya mengacungkan jari.Â
Pihak JNE yang berkompeten menjawab, memberikan 2 opsi, layanan International Courier dan International Sea and Air Cargo. Supaya lebih murah dia menyarankan untuk memanfaatkan cargo dengan minum berat 50 kilogram.Â
Keren, sungguh menyenangkan terlibat acara ini dengan mereka, ada spirit baru terpompa yakni ikut terlibat dengan dunia usaha. Kolaborasi penulis dengan dunia UKM, yakni menulis hal-hal yang bisa mengangkat kegiatan mereka, sehingga kegiatan mereka semakin terblow up. Lebih banyak dikenal orang.Â
Mendapatkan ilmu, pengalaman, juga kehangatan persahabatan membuat saya betah berada di tempat itu. Enggan beranjak padahal foto-foto dengan peserta sudah saya lakukan. Satu hal yang tak terlupakan bagi saya adalah ending dari acara. Bertemu, berbincang dengan CEO Kompasiana. Bapak Nurullah, itulah puncak kegembiraan saya, foto-foto, Â berbincang, berdiskusi, sharing kepenulisan, menyampaikan banyak ide dan seterusnya. Tentang beliau saya ingin sekali membuat artikel tersendiri karena terlalu indah untuk saya tulis singkat.
Jadi, saya selesaikan artikel reportase saya tentang Kopi writing dengan JNE, UMKM, penulis kompasiana yang di sana saya ketemu Bolang, Bloggers Kota Malang, Mas Yunus, Mas Heri, Mbak Lilik dan tentu saja anggota komunitas Komalku Raya, Komunitas Menulis Buku Malang Raya, Swarna Hati, Kholilatul Ummah, Finaira, pun Imam Rofi'i dan Taufik pun jurnalis  kota Malang sampai di sini. Kehangatan dalam kesan mendalam yang tak terlupakan. Saya pikir saat itu keberuntungan  sedang berpihak kepada saya, satu ruang dengan orang-orang inspiratif sungguh pengalaman tak terlupakan.
Anis Hidayatie untuk Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H