Mengikuti pelatihan tour guide, dibiayai pemerintah, -disnaker kab. Malang-, baru kali ini saya rasakan. Menjadi peserta pelatihan tersenior ( tua maksudnya ) membuat saya ekstra menyimak.Â
Serius full waktu materi diberikan. Jadi berasa muda ketika saya ternyata masih bisa merespon pelajaran dengan baik. Lega rasanya, apalagi peserta yang lain memberikan kehangatan ramah, suka menyapa dan disapa. Bunda, itu sebutan saya. Sesuai dengan usia yang pantasnya menjadi ibu mereka. Anak anak muda yang baru lulus kuliah atau sedang menempuh S2.
Semangat '45 saya dan kawan kelas menyimak tiap materi yang disampaikan. Serius ketika menerima materi tidak berarti pelajaran berlangsung kaku.Â
Ada sesi listening dengan lagu berbahasa Inggris sebagai materinya, diiringi permainan gitar akustik sang trainer Pak Rukin. Sesi ini menjadi satu hal yang paling ditunggu peserta, mengingat ada rasa terhibur sesudah serius mengikuti sesi awal dengan materi berat.Â
Sebetulnya sang tutor sosok mencengangkan bagi saya. Disamping ahli menyampaikan materi dari general sampai TOEFL ternyata dia juga bisa membuat cerita menghibur layaknya standup comedy. Peserta sering dibuat tergelak karenanya. Mencairkan suasana, membuat hubungan hangat dan akrab, sehingga peserta tak sungkan bertanya bila tak mengerti materi.
 Cerita-cerita yang disampaikan pak Rukin itu lantas saya jadikan cerpen, saya tulis di grup WhatsApp kelas, banyak yang suka termasuk pak Rukin. Supaya bisa kami nikmati terus kisah-kisah humornya itu, saya minta beliau terus bercerita dengan satu tawaran akan saya bukukan.
Gayung bersambut, Pak Rukin bersedia, Â antusias malah. Beliau yang ketika mengajar sering membuat humor dengan memparodikan kehidupan kami dalam sebuah cerita kocak menyambut hangat.Â
Saya tulis kekonyolannya di kelas ketika "ngerjain siswa". Sebagai anggota teater ketika muda, dia sangat fasih merangkai kisah, disajikan dengan perumpamaan adegan, Â menjadikan anak didik sebagai pemeran cerita. Jadilah sejak itu dia terlibat akrab guyon gayeng dengan peserta. Tiap hari ada saja ide menulis cerita koplaknya.Â
Masih saya ingat waktu itu, ketika pertama menulis  cerita berdasarkan penuturan pak Rukin. Adalah satu kisah yang saya beri judul Bernafas Dalam Lumpur. Dengan cerita, salah seorang anggota,Â
Pak Azhar karena kecewa dengan gebetannya Mbok Vita yang selingkuh dengan Bahrul, Raja Kegelapan, rentenir tukang kredit, mati setelah adu jotos dengan Bahrul. Tubuhnya nyangkut di atas pohon cipluk an nama lain cecendet.Â
Berkubang dengan lumpur. Lalu dia sekarat akibat kesulitan bernapas. Meninggal dunia. Karena tidak terima dan ingin balas dendam, dia memasuki alam lain, menjadi penghuni alam ghaib.
Stimulus cerpen saya itu rupanya direspon antusias oleh Pak Rukin. Maka usai cerita itu saya tulis, Pak Rukin mulai  menulis pula, bedasarkan imajinasinya. Kekonyolan demi kekonyolan dia tuangkan dalam satu kisah koplak. Humor horor, begitu saya mengklasifikasikan tulisannya.Â
Berkisah tentang dunia lain, dirangkum dengan dunia nyata, dituturkan dengan gaya out of the box, anti mainstream. Keluar dari kaidah nalar sehat, jadilah kisah- kisah itu menjadi satu rangkaian novel memikat. Pelepas penat.Â
Yang pemerannya merupakan peserta kelas pelatihan. Tidak ada yang merasa di bully karena hancurnya karakter kami ketika memerankan tokoh rekaan Pak Rukin. Karena kami tahu, itu hanyalah canda semata, mengakrabkan suasana.
Seperti tokoh Miss Annday, yang saya perankan. Peserta pelatihan, satu satunya janda, tertua secara usia, namun percaya dirinya tak kalah dengan yang muda. Dia buat tokoh itu menjadi janda genit, yang suka sekali dikerubungi brondong peserta pelatihan.
 Ya, di kelas itu memang banyak anak muda tampan dan suka berdekatan dengan saya, namun bukan menjadi gebetan, cuma sebagai teman belajar. Mereka memanggil saya bunda. Secara sesuai usia, mereka pantas menjadi anak-anak saya.Â
Namun rupanya, dalam kacamata Pak Rukin, kedekatan saya dengan mereka menuntun terciptanya imajinasi koplak. Ada yang dianggap terkena Oeidipus Complex, Â atau terkena ajian pelet Miss Annday.Â
Dia gambarkan Miss Annday sebagai sarjana lulusan Sekolah Tinggi Perpeletan jurusan berondong binal, yang kerjaannya memang memikat jejaka, terutama yang mempunyai aroma tubuh  bau pete.Â
Duh, mengerikan, padahal sungguh saya tak suka bau pete itu. Bukan karena baunya, tapi karena bentuk panjang benjol-benjol itu yang bikin saya geli. Hehe
Maka, untuk anda yang ingin pula menikmati sajian kisah humor koplak berlatar horor dan sama sekali tidak menakutkan, produk pelatihan rasa literasi dalam bentuk  buku bertajuk " Asmara Mbulet bin Ghaib di Negeri Tour Guide 2019" ini bisa menjadi pilihan.
 Membaca buku ini anda akan dibawa ke dunia lain, dunia tidak waras, tidak wajar, yang bisa jadi menjadi bahan olok- olok bagi kita sendiri. Tak perlu mengernyitkan dahi menghadapi tipuan dunia ini. Cukup tertawa atau setidaknya tersenyum saja, atas hal-hal yang tidak mengenakkan, bila itu terjadi dalam kehidupan.
 Tertawalah, dan anda akan sedikit lupa tekanan masalah, untuk kemudian pada kesadaran usai tertawa ada semangat baru menyelesaikan tiap masalah dalam kehidupan. Salam literasi, salam bahagia sepanjang hari.
Ditulis Anis Hidayatie, Malang, 12 Agustus 2019 untuk Kompasiana.
Ketua KomalkuRaya ( Komunitas Menulis Buku Malang Raya dan Sekitarnya). Penulis novel "Asmara di Negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H