Mengikuti pelatihan dalam usia yang tak lagi muda dengan  beberapa peserta lain jauh lebih energik membuat saya terengah mengikuti langkah mereka. Menjadi seorang penulis yang bisa menulis dalam bahasa Inggris, itulah tujuan saya mengikuti mengikuti pelatihan itu.Â
Mencoba peruntungan saja ketika saya mulai mendaftar untuk mengikuti pelatihan. Serangkaian tes sampai wawancara saya ikuti. Ya, pelatihan ini gratis dibiayai disnaker berbasis dana APBD Kabupaten Malang , hanya 20 peserta yang bisa lolos mengikuti maka kuota peserta juga ditetapkan.Â
Surprise, itu yang saya rasakan ketika diterima mengikuti pelatihan. Maka  persiapan saya lakukan untuk mengikutinya selama satu bulan penuh. Lokasi yang jauh -sekitar 2 jam perjalanan- dari rumah kediaman saya merupakan salah satu kendala yang saya pikirkan. Apalagi pelajaran dimulai tepat pukul 7.00 pagi, tentu saya harus berangkat pukul 5.00 pagi, supaya bisa sampai di sana.
Semangat memperoleh ilmu, itu saja yang membuat saya meminggirkan banyak rintangan. Terus terang saya memang berkeinginan mengasah lagi kemampuan bahasa Inggris saya, mungkin lewat kursus atau apa saja agar bisa menulis untuk konsumsi seluruh dunia, tapi biaya mahal untuk itu membuat saya berhenti sebatas ingin saja.
Maka ketika ada peluang mengikuti pelatihan bahasa Inggris yang dibiayai, tentu saja itu tidak saya sia-siakan. Melewati hutan, jurang, bukit, kota tiap berangkat dan pulang mengikuti kursus saya lakukan. Naik motor butut, karena bila naik kendaraan umum tentu akan menyita waktu perjalanan. Jauh sekali, itu yang pertama saya rasakan. Lelah badan tentu saja, tapi lenyap semua ketika sampai di kelas pelatihan.
Materi-materi grammar yang harusnya ditempuh setara S1 dia berikan dengan baik selama pelatihan, dengan metode yang variatif, tak saya rasakan kesulitan menerimanya. Seperti review kembali materi-materi yang pernah saya terima dahulu, saat bangku kuliah masih saya duduki.
Berada dalam satu kelas dengan para penyuka Bahasa Inggris sungguh menyenangkan ternyata. Energi, aura positif terpancar dari jiwa- jiwa muda yang berbinar menatap masa depan.Â
Maka untuk semua jejak yang saya tak ingin terlupa karenanya, saya usulkan membukukan cerita dan meteri yang pernah disampaikan tutor di kelas. Jadi gini, setiap orang boleh menceritakan pengalamannnya menerima pelajarannya saat itu. Ditulis seperti buku harian, lalu menuliskan kembali materi yang didapatkan dalam bahasa Inggris. Dua bahasa. Pengungkapan kisahnya dengan Bahasa Indonesia, penulisan materinya tentu dalam Bahasa Inggris. Persis sama dengan materi yang diterima peserta di Kelas.Â
Membahagiakan, tawaran saya diapresiasi, diterima. Beberapa peserta mulai menuliskan kisahnya, seperti yang pernah  saya lakukan dan saya posting di Kompasiana bertajuk "Yang Perlu Disampaikan Saat Memandu Wisatawan Asing" ini yang perlu disampaikan saat memandu wisatawan.