Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cinta dalam Secangkir Kopi

22 Juli 2019   21:06 Diperbarui: 22 Juli 2019   21:24 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


malam ini cuma ada kita, hai lelaki bertumbuh menjulang dengan tatap tajam menghunjam. Kalau kau khawatir bermandi cahaya bulan sabit nan mengintip, sembunyikanlah pesonamu, agar aku tak tergoda menari, berbaur dengan pendar temaram setiti sinar bintang berjatuhan.

malam ini,  setangkup hati terbiar menikmati. menyusuri detak-detik sepi memuncaki penghujung  sunyi. merindukan butir-butir gerimis yang mulai pergi. berharap kembali nanti. ketika gemuruh rindu menguapkan isyarat cinta, lewat secangkir kopi.

Kuseduhkan kopi ini untukmu, masih panas dengan uap aroma menenangkan rasa, ada cinta teraduk di sana.

" Kau barista terbaik sayang." Katamu dengan tatap lekat.

Gurindam rindu bertalu, anakan sipu terbiar memendar. Paduan kopi dan diksi jelang penghujung malam, semikan rasa yang makin tak tertahankan. maka untukmu, lelaki yang sedang menikmati sajian kopi malam ini, jadilah pengunjung tetap hatiku, untuk aku buatkan secangkir kopi selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun