Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Lukisan Kata

19 Juni 2019   06:57 Diperbarui: 19 Juni 2019   07:10 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia adalah pelukis muda. Amat cinta dengan ibundanya. Semua lukisan pasti tentang indah dan molek paras cantiknya. Tentang nikmat sambal ulekannya. Tentang punel nasi lemaknya. Tentang kuah sayir lodeh lebaranya. Tentang ketupan sayur yang tiada dua.

Ia tak lelah merangkai kata. Pada kanvas putih dibenaknya. Ada seribu kata setiap harinya. Semua tentang pujian cinta. Hingga semua warna dipadupadankan indah dipandang mata.

Ia adalah seniman tak ternama. Pada kanvas putih jadi hingar bingar suaranya. Viral pada setiap karyanya. Bukan atas pengagum lalu lalang tak terjamah. Ia memberi nama, "Ini lukisan ibuku"

Sebenarnya apa yang ia lukis? Hanya guratan kata pada bingkai kaca. Tentang cinta tsk berbalas padanya. Anaknya kian dewasa. Beralih pada cinta keluarga. Anak dan isteri jadi pujaan hati. Lupa ibu yang telah bimbing hingga jadi.

Kemudian, ia lupa. Ibu kini tak ada di sana. Hanya lukisan cinta. Irama lagu warna yang buruk rupa. Tak bebas seperti khayalannya. Lukisan cinta hilang rasa. Hingga kembali ke pangkuan bunda.


Ropingi untuk Anis Hidayatie. 
Tanah bumbu, Malang 17/6/2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun