Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sesepuh, Pemilik Doa yang Sungguh Ampuh

15 Juni 2019   06:57 Diperbarui: 15 Juni 2019   07:39 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesepuh, dengan doa yang sungguh ampuh - Anis Hidayatie (doc.pri)

Dengan satu-satunya senjata paling ampuh yang menjadi pegangan, yakni DOA. Ya, sebelum apapun dilakukan,  setelah usai segala upaya diusahakan, doa menjadi pengiring yang tak pernah terlupakan. Selalu ada doa dalam ucapan dan hati mereka, tak pernah putus.

Inilah yang memikat saya untuk selalu datang ke pertemuan keluarga ini. Walau tak ada lagi belahan hati. Kami tetap diakui sebagai bagian dari keluarga. Hingga tercetuslah ide dalam kepala saya, untuk mendokumentasikan kiprah sesepuh itu sebagai orang tua beserta doa-doanya, dalam sebuah buku.

Saya wacanakan para sepuh itu untuk menuliskan kisah, atau biar para muda yang mencatatnya berdasarkan penuturan mereka,  tentu dengan doa yang selalu terkulum untuk anak turun semua, ditulis, dicatat. Agar kami bisa belajar, meneladani cara mereka mendidik anak-anak peninggalan yang telah berpulang.

Pula, agar kami bisa mengenal keluarga baru, baik melalui pernikahan maupun kelahiran, saya tawarkan ide membuat tulisan tentang para keluarga itu. 

Satu kepala keluarga satu cerita, berisi narasi atau deskripsi tentang keluarga mereka. Bersambut, harapan saya tahun depan buku itu telah bisa kami miliki, saat pertemuan keluarga di tahun berikutnya.

Salim salaman, meluahkan rindu. Meluruhkan kesalahan - Anis Hidayatie (doc.pri)
Salim salaman, meluahkan rindu. Meluruhkan kesalahan - Anis Hidayatie (doc.pri)
Satu harapan saya panjatkan, tetap bisa mencium tangan para sepuh itu. Yang doa doanya sungguh ampuh. Tak ada penghalang dari panjatan yang dipintakan dari ucapan mereka, terlebih untuk anak-anaknya. 

Saling mendoakan, senyampang nyawa masih dikandung badan. Untuk itulah saya datang, berharap doa, dari pengucapan yang tulus ikhlas, agar Tuhan jadikan hidup kami dipenuhi kebaikan,  baik ketika menjalani sunnatullah sebagai hamba, maupun kelak bila tiba masa kami berpulang. Menutup mata selamanya, menghadap Sang Pencipta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun