Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tambah Gerbong dan Sosialisasikan Pilihan

11 Juni 2019   14:32 Diperbarui: 11 Juni 2019   14:54 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampai saat ini Kereta Api masih menjadi favorit mudik di beberapa daerah, terutama dataran rendah yang memiliki stasiun Kereta Api. Antri, menunggu, menjadi pemandangan lazim yang terlihat di stasiun stasiun Kereta Api di mana pun yang saya jumpai. Stasiun besar maupun kecil dipadati calon penumpang pada musim lebaran kali ini.

Rela antri demi menunggu loket dibuka | dokpri
Rela antri demi menunggu loket dibuka | dokpri
Menggunakan kereta Api kerap kali saya lakukan ketika harus mudik ke rumah ibu di Bangil, atau untuk sebuah urusan ke   Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Jakarta. Saya menyukai moda ini karena murah, anti macet serta tentu saja untuk saat ini merupakan alat transportasi publik yang paling nyaman dibanding menggunakan bus, atau angkutan.

Satu keunggulan yang saya suka di kereta api yakni adanya colokan tempat ngecas hape atau laptop di tiap tempat duduk. Ini membuat saya betah berlama-lama duduk di gerbong Kereta Api. Secara saya sering menggunakannya, untuk menulis, atau chatting. Hal yang sulit saya temukan bila menggunakan moda lain, kecuali taksi tentu saja.

Namun, bukan tidak pernah saya menemukan kekecewaan ketika akan menggunakan transportasi kereta api ini. Kehabisan tiket, itu hal yang tak saya sukai. Terutama ketika akan menuju kota Bangil atau sebaliknya dari Bangil ke Malang. Seperti pengalaman saya beberapa hari lalu. 

Dari Bangil saya berniat ke Pasuruan, go show rencananya, seperti biasa. Namun betapa kecewa ketika dijawab petugas tiket habis. Padahal ada acara yang sedang saya buru untuk itu. Harus berangkat. Maka saya harus menggunakan bus. Oper dua kali baru bisa sampai ke Malang. Menuju Pasuruan dulu baru ke Malang. Makan waktu lebih lama kira- kira satu jam, dengan kondisi penumpang yang berdesakan. Berdiri pula, sungguh tak nyaman.

Ini berbeda dengan yang saya alami Senin 10 Juni kemarin. Pagi pukul 8.00 saya berniat menanyakan ketersediaan tiket kereta apa jurusan Malang, dijawab habis oleh petugas, namun dia memberikan alternatif pilihan kelas diatasnya. Kelas ekonomi Penataran yang biasanya 10 ribu, dengan menggunakan Mutiara Selatan saya diberi pilihan untuk membayar 35.000 untuk kelas ekonomi atau  60.000 untuk kelas premium. Kelas ekonomi saya pilih, sesuai ketersediaan kocek yang ada dalam kantong saya. Maklum biasa memilih ekonomi Penataran yang hanya  10.000 rupiah.

Sikap petugas loket stasiun Bangil dengan memberikan alternatif pilihan tersebut sungguh membuat saya berterima kasih. Sebagai satu- satunya jalur langsung menuju kota Malang, waktu menjadi begitu berharga bila harus menghabiskan lebih lama di perjalanan. Misal naik bus saya harus lebih ribet menjalaninya. Oper 2 kali dengan waktu tempuh lebih lama. Tak apa membayar sedikit lebih mahal, asal bisa segera sampai di tempat tujuan.

Tiket harus dicetak dulu sebelum digunakan | dokpri
Tiket harus dicetak dulu sebelum digunakan | dokpri
Nah, supaya tak ada yang dikecewakan ketika akan menggunakan Kereta Api sebagai pilihan. Mengingat tak ada lagi keluhan terhadap keamanan dan kenyamanan  layanan di dalam gerbong maka ada dua hal yang bisa saya sarankan kepada PT.KAI sebagai penyelenggara jasa angkutan kereta api  yakni,

Pertama, tambah gerbong, terutama pada hari libur panjang seperti lebaran ini. Untuk kelas ekonomi sungguh gerbong yang tersedia sangat kurang, padahal merekalah pengguna terbanyak angkutan kereta api ini. Sering saya lihat gurat kecewa pada mereka  yang gagal mendapatkan tiket ini.

Kedua, sosialisasikan alternatif pilihan. Meskipun harus naik di kelas yang berbeda dan harus membayar lebih mahal sebaiknya hal itu tetap diinformasikan. Mengingat tak semua orang terpaku pada harga tiket. Ada yang mengutamakan kecepatan sampai tujuan. Jadi meski harus membayar sedikit lebih mahal tak mengapa asal bisa sampai ke tempat tujuan tanpa hambatan.

Itulah bagi saya yang harus dibenahi dari layanan kereta api kita saat ini. Sebuah pilihan transportasi yang mulai naik daun berkat keberaniannya meniadakan asongan serta meminimalkan penumpang dengan posisi berdiri demi kenyamanan dalam perjalanan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun