Di pesantren aku pernah menghabiskan sebagian kehidupan. Di sana kubelajar mandiri, jauh dari cinta bunda dan ayah yang darinya tak pernah kurang kudapatkan belaian. Menyendiri awalnya lalu perlahan punya teman, kerasan. Romantika hidup di pesantren  sungguh tak terlupakan. Beragam cerita tertoreh di sana, secara teman banyak berasal dari berbagai daerah pun.Â
Maka mengalirlah ragam cerita dari sana. Tercipta puisi rindu untuk yang di rumah, terukir kenangan tentang teman, guru atau tempat menuntut ilmu dalam sebuah tulisan. Ini yang kuingat dahulu ketika pesantren masih menjadi hunianku. Menulis fiksi, itu yang tetiba tersirat dalam otakku ketika bu Nyai, yang pesantrennya dekat rumahku, yang dahulu aku pernah mengajar pula di sana, memintaku berbagi ilmu menulis.
Untuk  siswi Madrasah Aliyah Wahid Hasyim yang juga santri di Pesantren Putri Wahid Hasyim pada bulan Ramadhan kemarin kuselenggarakan workshop literasi. Sebuah kegiatan yang langka diadakan mengingat bulan itu adalah waktunya puasa. Ketika mayoritas lembaga pendidikan mengisi dengan kegiatan yang berbau keagamaan saja.Â
Semangat surat Al Alaq yang diawali dengan kalimat Iqra', bacalah menjadi inspirasiku melaksanakan kegiatan ini. Bukan hanya membaca ayat suci, tapi membaca kehidupan, itu yang ingin ku sampaikan. Lalu menuliskannya dalam sebuah karya, dibukukan sehingga abadi ide ini. Ada manfaat dari sebuah tulisan hingga kelak kita meninggalkan dunia ini.
Seperti kata Ali Bin Abi Thalib Ali Bin Abi Thalib ra  ( Sahabat Rasulullah )
"Ikatlah ilmu dengan menulis" .
Atau Imam Al-Ghazali ( Ulama termasyur )
"Kalau kamu bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama besar, maka jadilah penulis".
Bertempat di Mushola lantai 2, tempat berpusatnya kegiatan di pesantren tersebut acara Workshop digelar, tepatnya 18/5/2019 lalu. Mengusung Tema " Menulis Fiksi" menggandeng komunitas penulis fiksi " Wong Ayu ", yang beranggotakan 5 orang perempuan penulis dari berbagai daerah di Jawa Timur. . Anis Hidayatie, Penulis buku Salikah, Novie Purwanti, penulis buku Lelaki Jahanam, Aliz Azet, Penulis buku antologi puisi Suwung, Anna Harry penulis buku Samuderaning Asmara, serta Mahbubah, penulis cerpen remaja. Kebetulan keempatnya merupakan kompasianer.
Acara berlangsung semarak, antusias peserta terlihat sejak awal acara. Bu Nyai Is, dalam sambutannya menyebut acara ini merupakan pembekalan kepada santri kelas XII Â yang akan lulus, agar bisa berperan dalam masyarakat. Terutama mempunyai etika yang baik ketika menulis, Â terlebih lagi bisa menumbuhkan semangat literasi ketika lulus nanti. Menjadi bagian dari penulis-penulis handal Indonesia kelak.Â
Dimulai sejak pukul 8.00 pagi hingga pukul 14.30. Dengan materi menulis puisi, menulis prosa, menulis cerpen melankolis, menulis cerpen humor. Semua materi diberikan dengan iringan tugas. Pematerinya yang berkesempatan membagikan ilmu saat itu adalah Aliz Azet, untuk menulis prosa, Anis Hidayatie, cerpen melankolis, Novie Purwanti menulis cerpen humor, serta pemateri tamu, satu satunya yang hadir saat itu, yakni Fathur dari FLP Pasuruan, dia memberikan materi menulis puisi.