Akhirnya ngempet, menahan diri dari berkunjung jadi satu pilihan. Diam di rumah menikmati hidangan hari raya sendiri beserta keluarga, tak ada acara halal bihalal ke tetangga, atau jalan jalan mengelilingi kampung, sebagaimana yang biasa kami lakukan usai sholat Ied di Masjid. Mengingat ada kampung lain yang belum melaksanakan sholat Ied.
Di Medsos juga begitu, postingan orang merayakan lebaran duluan memantik bermacam tanggapan, ada pro kontra, segala dalil keluar bak martir. Intinya sama, apologi, merasa benar dengan pikirannya sendiri. Memicu perselisihan padahal sama-sama keyakinan. Ini sungguh tak nyaman.
Untuk itu, sambut lebaran nanti, mari rayakan kemenangan ini. Kemenangan dari segala macam ujian sepanjang Ramadhan. Mulai yang sukses berpuasa, sukses mengkhatamkan Al-Qur'an, sukses menahan diri untuk tidak ikut arus  marah marah, berujung perselisihan. Pun bagi yang masih memendam dendam, ayolah letakkan, jabat tangan mereka yang berbeda pandangan, saling memaafkan. Kita lihat, sungguh indah lebaran dalam kebersamaan, tanpa perselisihan.Â
