Sebagai tamu Pak Santoso, Pustakawan, yang juga kompasianers, sekaligus pengurus harian KomalkuRaya, kami disambut di ruang khusus. Seperti ruang rapat, menghadap meja panjang. Dijelaskan olehnya sejarah perpustakaan ini, sejak dari Balau kota lalu pindah ke jalan ijen. Tentang letaknya yang berada di antara 55 kampus, 50 PTS dan 5 Negeri, ruang-ruang yang ada, jumlah pengunjung perpustakaan terbanyak se Indonesia - 500 hingga 750 pengunjung setiap hari- hingga memandu kami memasuki beberapa sudut  yang tersedia.Â
Lantai dua menjadi tujuan utama sebetulnya, namun karena banyak yang belum menjadi anggota maka kami diberi kesempatan cetak kartu anggota instant, 5 menit jadi. Usai itu kami berjalan ke tempat membaca untuk umum, di lantai 2. Ada deretan komputer untuk mereka yang membutuhkan referensi pustaka by net. Lalu bacaan dengan huruf Braille, bagi yang kurang dianugerahi penglihatan sempurna. Dan tentu saja deretan buku-buku yang jumlahnya mencapai 198.000 judul buku.
Meja panjang dengan kursi. Meja lesehan plus kursi sandar tersedia, ditambah suhu dingin dari  AC dan ketersediaan jaringan internet, membuat pengunjung betah di sana. Termasuk kami. Tak terasa sudah hampir 4 jam aku berada di sana.
Ramadhan, ternyata tak membuat antusias kunjungan berkurang, bahkan cenderung mengalami kenaikan signifikan sejak awal puasa.Â
Didominasi mahasiswa yang memang sedang berada dalam jadwal Ujian Akhir Semester, mereka butuh belajar serius, perpustakaan menjadi tempat menawan untuk belajar. Secara semua kebutuhan sebagai penunjang belajar dan mengerjakan tugas tersedia lengkap di sana. Urutan kedua kulihat mereka yang berseragam sekolah. Juga sedang menerima Ujian Akhir Sekolah, mereka datang ketika pulang sekolah. Belajar, untuk persiapan ujian besok katanya.Â
Khusuk, serius, hikmat, hening, mereka seolah menikmati kebisuan, padahal jumlah mereka bisa membuat gaduh laksana pasar bila sama bicara. Kami yang datang secara rombongan cukup menarik perhatian, namun tak lama mereka menatap sebentar lalu asik kembali dengan buku buku di hadapannya. Ini membuat kami, rombongan KomalkuRaya, sekaligus Kompasianers leluasa mengabadikan momen langka di perpustakaan ini. Masih dikawal Pak Santoso, foto-foto kami lakukan. Memilih spot, mengatur posisi, beliau yang memandu.Â