Seru juga. Saya suka melihatnya. Itu artinya mereka sedang melaksanakan ibadah puasa. Tak mungkin mereka antusias berburu makanan sore itu kalau tidak berpuasa. Wajah wajah ceria sambut senja tiba nampak begitu jelasnya. Inilah keindahan itu. Rasa lapar dan dahaga telah terkalahkan sejak terbit fajar hingga mentari tenggelam. Berbuka menjadi suatu kenikmatan, bukti ketaatan.
Maka bila mereka menghadiahi diri mereka sendiri dengan lezat makanan sesuai keinginan rasanya tak mengapa. Untuk motivasi, esok puasa lagi dan lagi hingga tiba Idul Fitri.Â
Pandangan saya berakhir di terminal. Meski menyaksikan serunya para shaimun, orang yang berpuasa berburu takjil namun saya tidak turut serta turun. Waktu mengharuskan saya segera naik bis. Rencana beli air mineral saja sekedar membatalkan puasa, ternyata satu tangan mengulurkan takjil gratis di jalan. Alhamdulillah, tanpa berburu saya bisa mendapatkan menu takjil pengantar berbuka.
Sore itu saya dapati keindahan, baik takjil yang disiapkan penjual untuk para pembeli maupun takjil yang dibagikan donatur secara gratis semua mempunyai satu tujuan, memuliakan bulan puasa. Menyambut mereka yang berpuasa. Maka berbahagialah wahai orang yang bersedia lapar dan dahaga demi taat kepada Tuhannya. Saya melihat dengan mata kepala sendiri, binar mata orang yang berbuka puasa, sungguh memesona.
***
Reportase dengan video:
Serunya berburu takjil favorit
thr2019hari7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H