Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menyaksikan Pemburu Takjil Kota Malang, Antara Soehat dan Dinoyo

12 Mei 2019   23:15 Diperbarui: 12 Mei 2019   23:30 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anis Hidayatie (doc.pri )


Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa saya akan tertarik menyaksikan keseruan para pemburu takjil. Sebab rumah saya yang nun jauh di desa tidak menumbuhkan minat pada saya untuk ikut mencari makanan persiapan berbuka puasa. Semua sudah tersedia di meja makan sejak setengah jam sebelum berbuka. Masak sendiri sore hari lepas asar.

Qodarullah, hari ini saya berkesempatan menyaksikan serunya orang berburu makan jelang berbuka puasa. Tepatnya di daerah Soekarno Hatta, kota Malang. Daerah yang di awal puasa lalu terjadi penolakan oleh warga, keberatan jalan raya di wilayahnya dijadikan area pasar takjil. Menimbulkan kemacetan memang, secara pembeli luber hingga ke badan jalan. 

Kalau bukan karena Kompasiana yang sedang mengadakan event menulis reportase dengan video tentang serunya berburu takjil tentu saya lebih memilih kabur melewati jalan tikus agar segera sampai ke rumah. 

Namun sore itu, satu pemandangan menyeret saya untuk melihat lebih jauh kerumunan orang-orang yang sedang sibuk berburu takjil. Mata mereka fokus menatap makanan yang disajikan pelapak di pinggir jalan. Bersenggolan dengan orang tak dihiraukan. Asal buruan terlihat, maka bergegas kaki mendatangi. Disambut senyum ramah para penjual. Tak ada keluh kesah, yang ada sumringah. 

Pembeli lega bisa mendapatkan makanan atau minuman yang diinginkan, penjual senang karena barang dagangannya laku terjual, mendapatkan uang. Saling membutuhkan sebetulnya. Sebab rerarata para pembeli adalah mereka yang tak sempat masak di rumah. Hari ini Minggu, hari keluarga bagi mereka untuk rekreasi keluar rumah.

 Membeli makanan jadi merupakan alternatif mudah untuk mereka tak repot mencari makanan sebagai teman berbuka kala waktu berbuka tiba. Ya di daerah Soehat, saya melihat banyak keluarga membeli takjil dan makanan yang di jual lapak lapak pinggir jalan raya di sana.

Perlahan, motor yang saya kendarai melaju meninggalkan area Soehat. Edo, Kompasianer newbie, yang membonceng saya dari mengisi materi sekolah literasi PMII Rayon Hatta mengantarkan saya menuju terminal Landung Sari untuk naik bis pulang. Namun, belum sampai ke terminal, pemandangan lain di daerah Dinoyo menarik perhatian saya. 

Sekali lagi saya minta Edo menjalankan motornya lebih pelan. Sekaligus saya ingin tunjukkan padanya bahwa saya sedang berada pada rencana ikut menulis event di Kompasiana. Supaya dia terinspirasi melakukan hal serupa. Maka di daerah depan UNISMA, Universitas Islam Malang, saya mulai mengambil gambar.

Berburu takjil di daerah Dinoyo

Tampak dalam pandangan saya, mahasiswa mendominasi para pemburu takjil. Dandanan modis menjadi pemanis penampilan. Rupanya mereka sedang ngabuburit sambil berburu makanan untuk berbuka puasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun