Dari yang kubaca, ternyata kebiasaanku dan nenek juga menyehatkan lambung. Ini seperti dilansir Tribunnews kemarin yang dikutip dari Kompas lifestyle Sabtu (4/5/2019):Â
Untuk mengurangi rasa haus selama seharian berpuasa, kamu harus menghindari gorengan dan hidangan yang mengandung banyak garam.
Naiknya asam lambung dapat dipicu oleh pengosongan lambung akibat makanan yang digoreng.
4. Tidak banyak mengambil makanan ketika berbuka. Kurma dan air putih menjadi takjil kebiasaan, sholat Maghrib dahulu baru mengambil makanan lain yang agak berat.Â
Kolak atau minum minuman yang manis seperti teh atau kopi beserta kudapan sederhana, singkong rebus, pisang goreng adalah kesukaannya. Sementara kalau aku ambil nasi dulu sedikit dengan sayur. Atau mengambil buah yang biasanya ada di meja, pisang satu sisir. Sekadar pengganjal perut. Takut tak mampu shalat tarawih bila kekenyangan. Air putih kuusahakan meminum, paling tidak 4 gelas hingga jelang tidur.
4. Semangat. Membicarakan tentang semangat, nenekku telah membuktikan. Baginya pantang bermalasan apalagi banyak tidur ketika berpuasa. Aktifitas tetap dilakukan sama seperti ketika tidak puasa. Rumah tetap terurus. Masak juga dia lakukan, hanya pelaksanaan diundur sesudah asar. Supaya aromanya tidak bikin selera katanya. Itu godaan juga. Hehe
Bila luang, dia banyak menghabiskan waktu dengan membaca Alquran. Kalau ini sudah dilakukannya, aku lebih suka mendengarkan, secara suara nenekku masih nyaring dan indah. Bila dia selesai baru aku ganti membaca, disimak olehnya.
Begitulah, kebiasaan nenek dalam menjalankan puasa, ternyata bisa jadi inspirasi bagiku mengawali puasa dengan bugar pula. Nenek memang sudah tua, ada yang bilang gaya hidupnya kadaluarsa, tapi bagiku, tak ada kata kadaluarsa untuk gaya hidup sehat dan semangat dalam menjalani kehidupan. Bukankah demikian?
Tips jaga stamina di awal bulan puasa