Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Jalin Hati lewat Buku Berbalas Puisi

10 Maret 2019   08:06 Diperbarui: 10 Maret 2019   08:25 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Salah satu ruang yang saya sukai di Kompasiana ketika membaca artikel kompasianers lain adalah 'tanggapi dengan  artikel'. Dulu,  sekira 7 bulan yang lalu ketika menulis saya putuskan sebagai tempat kembali saya beraktivitas, berbalas tulisan merupakan hal yang kerap saya lakukan.

Mengalir begitu saja. Diawali dari puisi yang saya posting di media online, ada yang membalas di kolom komentar ada yang membalas dengan puisi juga. Begitu juga dengan kisah, cerpen dibalas cerpen, esai dibalas esai, oleh beberapa penulis. Seru, itu yang saya rasakan.

 Bahkan di buku pertama saya ' Negeri Somplak' tokoh dan alur cerita isinya adalah dari cerita berbalas itu. Berawal dari diskusi dengan Kompasianers fanatik asal dataran tinggi Agam, lalu diikuti penulis lain dari seluruh penjuru Nusantara. Jadilah novel itu satu cerita yang mengasikkan. Tokoh tetap sama, latar sama, hanya isi yang berbeda, berwarna, sesuai karakter, style dan keinginan penulisnya.

Menulis berdasarkan tema membuat imajinasi saya dibawa ke negeri antah berantah di mana saya harus memerankan. Chemistry saya bangun lewat kolom komentar, kadang lewat personal chat, untuk mendiskusikan apa yang akan disampaikan dari tulisan tersebut. Serasa ikut larut berperasaan,  mendalami peran, untaian kata bisa kita dapatkan. Diksi indah, rangkaian kata-kata apik tercipta dengan pesan mendalam pada yang membacanya.

Tlah senja usia saya, berbagai masa dan rasa pernah ikut menemani kisah hidup saya. Empati, saya bisa merasakan banyak hal dari catatan tiap peristiwa manusia lain dalam hidup saya. Itulah makanya sering ada yang menyangka, itu pengalaman saya, itu rasa yang sedang saya alami, saya nikmati, kadang saya rasakan kepiluan deritanya.

Ada yang berprasangka saya sedang jatuh cinta karena berbalas puisi dengan lelaki, padahal ada beberapa lelaki lho, apa bisa dalam hidup saya sebagai wanita sekaligus mencintai banyak lelaki begitu? Aha, ini buat saya tersenyum sendiri. Tak mengapa,  persangkaan itu menunjukkan saya bisa masuk dalam makna puisi yang akan disampaikan. Saya pernah jatuh cinta tentu saja, itu modal yang bisa saya pakai ketika akan menuliskan puisi-puisi bertema cinta.

Tak hanya pada lelaki, pada pemuisi perempuan demikian juga, kisahnya tentang diselingkuhi, dikhianati, dijadikan sumber energi, menjadikan empati keperempuanan saya menyeruak. Maka kami, para perempuan bisa berbalas puisi berdasarkan apa yang perempuan alami. Kami ingin menyuarakan sesuatu. Lewat puisi,  pesan itu bisa di dengungkan, dengan keindahan.

Puisi-puisi berbalas saya dengan beberapa orang tlah tercipta, sayang bila hanya lewat begitu saja. Ada keinginan mengumpulkan, memeluk hasil karya itu dalam genggaman tangan, dalam dekapan hangat, dalam pandangan mata kapan saja. Tak ada yang lain bisa mewujudkan, kecuali saya harus mengumpulkannya dalam wujud nyata. Buku. Ya, itu yang tersirat dalam pikiran saya.

Saya berniat mengumpulkan puisi berbalas saya dalam sebuah buku, agar tak hilang torehan tulisan itu, berbagi kata dengan pemuisi lain aduhai sungguh menumbuhkan kebahagiaan tak terkira. Sapa ramah berbalut kata, inilah silaturahmi literasi,bagi saya. Siapa saja yang berminat saya ikutkan, lelaki, perempuan, tua, muda, silahkan saja, asal kita bisa saling berbalas kata, maka cukuplah bagi saya untuk menandai hadirnya. Mendokumentasikan karyanya. Dalam sebuah buku.

Tak ada tema yang akan saya usung pada buku puisi berbalas saya, bebas, tentang apa saja dalam kehidupan manusia. Karena saya hanya ingin menandai pertemanan saya dengan para pemuisi, khususnya kompasianers di Beyond Blogging Kompasiana ini.

Jadi kalau ada pemuisi yang seide dengan saya, sama keinginan menjadikan puisi sebagai jembatan pertemanan, mari ikut dalam projects buku saya. Puisi-puisi berbalas, dengan tema bebas. Silahkan membalas puisi yang tlah saya posting di Kompasiana, atau silahkan membuat yang baru dan sapa saya untuk membalasnya. 

Kita jadikan Kompasiana ini jalan indah , jalin hati, saling sapa, antar sesama penyuka puisi. Ingin saya kita akan menemukan keindahan lain dari sekedar berpuisi, dalam wujud buku. Yang hadirnya abadi, tak lekang di makan waktu. Anda setuju? Mari ikut wujudkan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun