Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Memberanikan Diri Menulis Buku Berbahasa Jawa 'Gado-Gado'

7 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 7 Februari 2019   06:37 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Adalah sebuah kehormatan acara kemarin dihadiri seorang K'ners senior pada acara bertajuk launching Komalku Raya, Rabu, 6 Februari 2019 di Aula MTsN 1 Kota Malang kemarin. Selain tentu tidak mengesampingkan kedatangan seluruh peserta yang ada . Mbah Ukik, sosok yang sungguh saya cari dan saya nanti. Tulisan-tulisan dan ulasannya mengagumkan. Termasuk apresiasi beliau yang mengkritisi buku antologi saya bersama teman-teman dalam sebuah buku berbahasa jawa  bertajuk "Samuderaning Asmara".

Merujuk pada kekurang lihaian kami dalam menyunting naskah, maka kami ingin memgetengahkan beberapa hal sebagai jawaban atas apresiasi beliau yang membuat saya betul betul terharu.


Pertama, tentang pengguna EYD, Ejaan Yang Disempurnakan atau disebut  PUEBI, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia  saat ini.

Bagaimanapun harus saya akui bahwa  itu salah satu kelemahan buku ini. Konsentrasi pada editing konten  dan penerjemahan supaya bisa dipahami berbagai macam latar belakang pembaca membuat saya kurang waspada memperhatikan hal-hal detil penting seperti yang di ungkapkan mbah Ukik tersebut.

Terutama penulisan istilah serapan bahasa asing yang harus dicetak miring dan pemakaian 'di' sebagai kata depan seperti: di Surabaya, di belakang, di atap, di dalam goa, dan sebagainya yang merujuk pada tempat. Atau di sebagai awalan seperti: dipasung, diterima, dimakan, dinasehati yang merujuk pada kata kerja.


Kedua, menyoal  penyuntingan naskah. Adalah keterbatasan pengetahuan  terhadap Basa Jawa yang harus saya akui menjadikan buku ini lemah di penyuntingan. Sebagaimana yang beliau katakan pada artikel di Kompasiana kemarin bertajuk Samuderaning Asmara, Kumpulan Cerpen Berbahasa Jawa karya K'ers.

Di sisi para penulis sendiri dan juga penyunting alias editor haruslah menguasai penulisan ejaan dalam Bahasa Jawa. Terutama pemakaian huruf a yang harus dibaca 'a' seperti pada kata sangau, mandau, atau pulau.
Sebagai contoh:
'Ana rupa ana rega' (benar) bukan
'Ono rupo ono rego'

'Menungsa urip ing donya kudu makaryo'
bukan
'Menungso urip ing dunyo'.

Ini membuat saya tercenung, banyak hal yang ingin dan harus saya pelajari lagi di dunia penulisan ini. Resensi beliau membuat saya ingin sekali betemu muka dua mata langsung dengan beliau. Ingin berguru, ingin menimba ilmu, semoga ada sempat, ada kuasa Tuhan berkenan mempertemukan. Kalau mungkin menghadirkan beliau sebagai Key note speaker pada acara workshop lanjutan yang insyaallah akan kami gelar berkala tersebut.

Kesadaran bahwa bahasa jawa mempunyai ragam dialek berbeda membuat saya ingin menampilkan pemakaian Bahasa Jawa gado-gado dalam buku saya kali ini. Bagi saya ini merupakan salah satu kekayaan budaya kita. Alangkah indahnya bila bisa terdokumentasikan dalam sebuah buku.

 Harapan saya yang lain,  buku ini bisa menjadi referensi bagi mereka yang ingin mempelajari bahasa Jawa dalam berbagai dialek. Berbagai latar belakang asal penulis dari buku ini sedikit mewakili keragaman dialek tersebut. Dari Cirebon, Yogyakarta, Tegal, Semarang, Madiun, Malang, dan daerah lain pengguna bahasa jawa  mereka hadir. Memperkaya pengetahuan kita tentang daerah-daerah pengguna bahasa Jawa dan gaya bahasanya.

Untuk itu kami tampilkan pula terjemahan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Agar pembaca pengguna bahasa selain jawa juga bisa mempelajari dan menikmati buku ini. Setidaknya penulis ingin mengedepankan keberanian berkarya  menggunakan bahasa daerah. Sesuatu yang sebetulnya cukup menakutkan, mengingat tidak populernya hal ini dilakukan.

 Saya telah mengawali, harapan selanjutnya adalah, ada karya susulan yang lebih baik, menutup kekurangan pada buku edisi perdana tersebut. Memenuhi standar dan kaidah yang seharusnya kami penuhi. Next projects, semoga Mbah Ukik berkenan terlibat. Kalaupun tidak bisa ikut menyumbang tulisan alangkah bahagia bila kerso menyunting naskah yang akan dibukukan.

Pada keinginan yang berbeda,  sungguh saya pun ingin mempelajari bahasa suku lain yang ada di Indonesia. Ingin membuat buku pula semacam buku Samuderaning Asmara ini. Mempelajari bahasa adalah passion lain dari diri saya yang ingin saya ungkapkan. Semoga suatu saat bisa terwujud membuat antologi cerpen berbahasa daerah dari beragam suku yang ada di Indonesia. Salam cinta budaya. Salam sayang untuk semua.

Anis Hidayatie.doc.pri Saya, Ning Evi, Pak Samsudin Kepala MTsN 1 Kota Malang, Gus Faris, KH. Marzuki Mustamar. Gus Baihaqi
Anis Hidayatie.doc.pri Saya, Ning Evi, Pak Samsudin Kepala MTsN 1 Kota Malang, Gus Faris, KH. Marzuki Mustamar. Gus Baihaqi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun