Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Salikah Menolak

14 Januari 2019   15:40 Diperbarui: 14 Januari 2019   16:01 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jam 12.00 malam..
Mata tak jua mengatupkan hingga terlena. Resah dan gelisah akan adanya keputusan yang hendak dia persembahkan untuk kumbang kelana impian. Esok adalah janji masa depan untuknya dan untuk kebahagiaan putra-putranya sungguh ini terasa berat sekali.

Wanita semampai itu menyingkap tirai kamar. Terlihat bulan sabit menggantung di langit yang kelam. Kalimah suci istighfar kembali terucap agar sesak di dada terasa longgar. Salikah menunaikan ibadah salat tahajud, dan meminta pertolongan Tuhan atas segala nasibnya nanti. Hatinya pun tentram pasrah akan apa yang akan terjadi padanya. Ia yakin Tuhan akan selalu menyertainya.

*

Fajar telah datang, diiringi kokokan ayam jago dengan riangnya. Salikah tengah sibuk dengan aktifitas pagi. Menyiapkan sarapan, keceriaan dan penuh rasa syukur semakin memancarkan pesona cahaya surgawi. Dengan bekal  lafadz Bismillahirrahmanirrahim, ia siap menjalani hari.

*

Lelaki berperawakan tinggi itu menatap lembut pada Salikah, biarpun memiliki sorot mata tajam, dia begitu luluh di hadapan sang bidadari pujaan hati. Salikah mengungkapkan isi hatinya yang terdalam, penuh hati-hati dengan kalimah yang menyejukkan, dan tak ingin menggoreskan luka pada pemuja hati nya itu.

Lama lelaki itu terdiam tertunduk lesu, namun dengan legowo ia menerima semuanya dengan tulus ikhlas dan  berkata,"Aku mencintaimu dan anak-anakmu, Salikah."

Salikah tersenyum penuh arti ia tak bersedia diperistri lelaki itu walaupun dalam hatinya sangat memuja makhluk tuhan penuh keindahan itu.

"Saya bukan menolakmu, kalau ada jodoh kita pasti bersatu."

Lelaki itu beranjak pergi, dan mengucap salam. Ia kecewa ...  sangat kecewa.

Jodoh Tuhan telah bersemayam di hati Salikah hingga di keabadian kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun