Kalau kita terus membincangkan dia, dengan berpegang pada teori good news is a good news yang menjadi patokan, maka tidak menutup kemungkinan VA dan kawan-kawan akan makin menikmati viral ini. Bisa jadi tarifnya makin naik sesudah ini, atau makin laris orderannya secara nama dan popularitasnya mencuat hebat.
Tak dipungkiri, masyarakat kita sekarang sangat permissive terhadap hal tabu begitu, meski menghujat, Â dia rajin searching gambar dan beritanya, aneh memang, menghujat sekaligus jadi penikmat, walau hanya gambar saja.
Ini yang saya khawatirkan. Berita yang massive akan memicu keingin tahuan seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali anak di bawah umur.
Terus terang saya agak tidak suka menjelaskan kasus itu kepada murid saya yang masih bau kencur. Saya harus berpikir keras mencari cara menjelaskan agar mereka tidak malah terpancing ikut dalam penelusuran. Menjelaskan penyimpangan dengan tetap mengedepankan nilai moral itu tidak mudah.
Kalau boleh memilih saya lebih suka mendiskusikan tentang pemilihan presiden mendatang daripada kasus VA yang beredar di media media. Jadi usul saya, tolonglah duhai para jurnalis, berhentilah menulis kegiatan prostitusi VA lagi. Biarkan Polisi menuntaskan tugasnya, kita tulis versi hukumnya saja, Â semoga ada efek jera terutama bagi pelaku baik penyedia maupun penggunaan jasa, sekaligus menjadi pendidikan moral yang baik bagi masyarakat kita.
Wes ah, membahas begituan bikin saya modar, ngeri, tak nyari tempat modar atau pingsan  yang enak dulu yaa. Dadaah.
Ditulis Anis Hidayatie, untuk Kompasiana.
Pujon - Malang, 12012019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H