Mohon tunggu...
Anis Contess
Anis Contess Mohon Tunggu... Guru - Penulis, guru

aniesday18@gmail.com. Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata. Mari tebar cinta dengan kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pendosa Malam

8 Desember 2018   20:27 Diperbarui: 9 Desember 2018   09:17 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siangku berkalang kerontang,
Malamku terjerembab dengan sebab
Menggilai rasa gelisah
Memuruki ruang berdarah
Aku marah

Pada yang melempari aku dengan cinta
Pada yang menghujaniku dengan cumbu rayu
Inginku, memutar arah berbalik
Tak lagi mengarah, aku mendelik
Mencari musabab gila ini

Malamku ingin lewat tanpa debat
Menekuri purnama memandang saja
Bukan angan menggapai
Bukan ingin mengurai
Meski berderai derai

Tapi siapakah aku?
Apa kuasaku atas diriku?
Pendosa malam yang menikung siang
Saat Matahari pancarkan perkasanya
Aku pura-pura riang
Menipu mata yang memandang

Kejang siang kejang petang
Kejammu  tak terbayang
Saat pun malam larut menggeliat
Aku terantuk kutukan tak bisa pejam
Makin menyalak rasa malang

Kesedihan tak berkesudahan
Kesusahan membungkus badan
Menerawang langit tak berbintang
Ditertawakan binatang malam
Harap berlalu,  cahaya datang

Ngroto, 0812208

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun