Mohon tunggu...
Aniesah Husna
Aniesah Husna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

halo pembaca setia kompasiana. siapa yang suka baca baca berita atau info info tentang drakor, kuliner dan editing bisa banget kepoin laman aku ya gamsahamida

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Makan Tradisional: Sumber Gizi atau Pemicu Penyakit?

25 November 2024   13:38 Diperbarui: 25 November 2024   13:46 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Makan Tradisional: Sumber gizi atau pemicu penyakit

Oleh: Aniesah Husna & Latifah Isnaini

            Membahas tentang makanan memang tak ada habisnya terutama makanan tradisional di indonesia. Tak hanya tarian ataupun gamelan yang menjadi warisan budaya di indonesia, namun makanan tradisionalpun menjadi warisan budaya di indonesia. Memang makanan tradisional sangatlah unik dan bervariasi di setiap daerah. Karena makanan tradisional merupakan makanan daerah yang di hidangkan secara turun temurun antar generasi ke generasi. Pengolahan makanan tradisionalpun cukup beragam dari yang di kukus, di fermentasi, di jemur, dan di goreng. Biasanya makan tradisional menggunakan bahan bahan yang alami. Tak hanya alami dari segi bahan. Namun, juga segi pengolahan dan pembungkusannya masih menggunakan daun pisang atau pembungkus alami lainnya. Hidangan seperti gudeg, pepes, garang asem, brambang asem, tongseng, pempek, papeda, rendang dan lain lainnya  tidak hanya memili rasa yang khas, tetapi juga kaya akan akan nilai dan sejarah.

Seperti rendang, masakan yang wajib di masak ketika hari qurban juga memiliki sejarah, seperti kata rendang yang berasal dari minangkabau "Randang' yang merujuk pada teknik memasaknya yaitu "Merandang". Yang artinya, mengaduk makanan sampai berjam jam hingga menyisakan daging yang di balut dengan bumbu yang di sebut "Dadak". Hasil dari msak berjam jam juga menghasilkan ke khasan makanan ini. Tak heran, rendang menjadi makan terlezat di dunia yang berasal dari negera kita tercinta "Indonesia". Sekarang rendang tak hanya diolah dengan daging sapi saja namun ada inovatif pengganti daging yang berasal dari tumbuhan. Tak hanya rendang yang memiliki sejarah. Ada juga gudeg yang memiliki filosofi sebagai cermin budaya jawa yan kaya. Proses pembutannya yang panjang dan penuh kesabaran memiliki niliai nilai luhur: ketenangan dan ke sabaran dalam proses memasaknya yang berjam jam. Ia mengajarkankita untuk sabar dan tenanf dalam proses kehidupan, ketelitian, keiklasan, keluarga,Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pola makan sehat, muncul pertanyaan: Apakah makanan tradisional lebih cenderung menjadi sumber gizi atau justru pemicu penyakit?

Makanan tradisional umumnya menggunakan bahan bahan alami yang tersedia secara lokal di daerahnya, seperti rempah rempah, sayuran, ikan atau daging. Indonesia memang kaya akan rempah rempahnya tak heran di setiap makanan tradisional memiliki cita rasa rempah yang kuat. Yang dimana rempah rempah tersebut berasal dari kunyit, jahe,dan lengkuas yang memiliki manfaat antioksida dan antiradang. Tak hanya rempah rempah yang kaya akan manfaat nya, protein di indonesia pun juga banyak variasinya. Seperti tempe dan tahu memiliki protein yang baik untuk tubuh, mengandung antioksida tinggi, sumber kalsium yang baik, salah satu solusi untuk menu diet, dapat memenuhi kebutuhan vitamin B12, dan lain nya.

Memang benar di setiap hidangan kuliner tradisional indonesia sangat lah beragam dan kaya akan gizi dan nutrisinya. Menurut seorang nutritioni Zara Fitria S.Gz di setiap bahan masakan tradisional indonesia terdapat nutrisi yang baik. Tergantung bagaimana pengolahan nya agar nutrisi dan gizinya tetap terjaga. Dilansir dari rri.co.id ada beberapa makan tradisional yang memiliki banyak gizi. Seperti  Gado gado, yang mengandung berbagi gizi. Seperti karbohidrat yang di hasilkan oleh lontong ataupun ketupat. Protein yang di hasilan oleh tahu, tempe, telur dan masih banyak lagi viamin nya. Sayur Asem, sup sayur rendah kalori namun kaya akan serat, vitamin, dam mineral. Dan satu lagi makanan tradisional yang hampir terlupakan yaitu pepes ikan yang di bungkus oleh daun pisang dengan banyak bumbu rempah yang menyelimuti ikan tersebut. Pepes ikan kaya akan protein, omega-3, dan vitamin D.

Jadi makanan tradisional sumber gizi? Ya bisa dikatan seperti itu jika kita hanya melihat dari segi satu sudut saja bahwa makanan tradisional terbuat dari bahan bahan alami. Namun, tidak bisa di pungkiri banyak makanan tradisional yang berpotensi meningkatkan resiko penyakit jika tidak di konsumsi dengan bijak. Salah satunya bisa menjadi kolesterol jahat, ataupun diabetes. Seperti rendang, gulai dan makanan lain nya yang tinggi akan santan dan lemak jenuh dapat memicu kardiovaskular jika di konsumsi berlebihan. Terutama budaya kita di indonesia yang katanya  "gak makan nasi gak makan" nah kata kata ini harus di garis bawahi untuk kita. Padahal udah makan gado gado yang sudah ada karbohidratnya dari kentang atau bahan lain nya. Cuma kalau belum makan nasi berarti belum makan. Padahal kebutuhan kalori menurut Itai di bagi menjadi 5 kali makan sehari yang di bagi menjadi, 3 kali makan seperti biasa ( Sarapan pagi, Makan siang, dan Makan malam), 2 kali makan ringan yang sehat seperti buah di setiap 2-3 jam sekali diantara 3 kali makan seperti biasa agar menjaga metabolisme tubuh. Dan tidak boleh lebih dari

Berikut tips memilih makanan tradisional yang sehat: pilih makan yang banyak mengandung sayuran dan buah buahan tak lupa pilih bahan yang segar utamakan bahan lokal atau musiman, batasi makanan yang di goreng ataupun terlalu berminyak milih metode pengolahan yang lebih sehat seperti di rebus, di kukus, dan di panggang, variasikan jenis makan agar mendapat nutrisi yang lengkap dan batasi porsi makan atau tidak makan berlebihan dari jumlah kalori yang di keluarkan. Selain di batasi dari segi porsi, ini juga harus kamu perhatikan jika kamu sering membeli makan tradisional. Kondisi kebersihan dagangan, walaupun jualan dipinggir jalanpun tetap harus menjaga kebersihan dari lokasi berjualan, peralatan yang di pakai. Karena proses pengolah pengolahan nya atau tempat pengolahan yang kurang higienis juga bisa menyebabkan kontaminasi bakteri atau bahan bahan berbahaya lain nya.

Dari sini makanan tradisional perlu beradaptasi untuk memenuhi standar kesehatan modern dan dapat menjadi makanan bergizi yang baik asal diolah dengan bijak. Mengganti santan ke susu rendah lemak dan mengganti gula dengan bahan bahan alami seperti madu atau bahan bahan manis lain nya. disisi lain, perlu di ingat pentingnya variasi makanan dalam pola makan sehari hari untuk memenuhi gizi tubuh yang seimbang.

Makanan tradisional adalah aset budaya sekaligus sumber gizi yang kaya, asalkan di kunsumsi dengan bijak. Dengan inovasi dalam pengolahan dan penigkatan kesadaran akan pola makana sehat. Makanan sehat akan tetap dinikmati tanpa menimbulkan resiko kesehatan. Jadi apakah makanan tradisional menjadi sumber gizi atau pemicu penyakit? Jawaban nya terletak pada cara kita mengolah dan mengomsumsinya.

DAFTAR PUSTAKA

Fadli, dr.Rizal,2020." Kaya Nutrisi, Ini 6 Manfaat Tempe untuk Kesehatan". https://www.halodoc.com/artikel/kaya-nutrisi-6-manfaat-tempe-untuk-kesehatan. (Diakses 22 November 2024 )

Liputan6.(2014)."Bila tak Waspada, Banyak Makanan Indonesia Jadi Sumber Penyakit". https://www.liputan6.com/health/read/2125325/bila-tak-waspada-banyak-makanan-indonesia-jadi-sumber-penyakit. (Diakses 22 November 2024)

Putri, Komang Arini,2024."Kandungan Gizi Pada Kuliner Tradisional". https://www.rri.com.id/kuliner/898625/kndungan-gizi-pada-kuliner-tradisional. (Diakses 22 November 2024)

Yogasari, Rachma Safitri,2021."Filosofi Gudeg: Simbol Rindu dan Rekaman Perubahan Kota Yogyakarta

Yusri, Andi Arfan,2024."Sejarah dan Keunikan Dari Masakan Rendang yang Mendunia". https://www.rri.com.id/kuliner/919735/sejarah-dan-keunikan-dari-masakan-rendang-yang-mendunia. (Diakses 21 November 2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun