Cerita "Ratapan Anak Tiri" memang tak asing lagi, karena sempat dibuat film layar lebar. Bahkan kisah ini juga dikemas dalam sebuah lagu;Â
Betapa malang nasibku
Semenjak ditinggal ibu
Walau kini dapat gantiÂ
...
Dalam masyarakat umumnya memandang buruk terhadap sosok ibu tiri. Ibu tiri itu kejam, sadis, menganiaya anak tiri dan sebagainya.
Sadar akan posisi yang tak menguntungkan, sebut saja Riri sebagai ibu tiri dalam cerita "Ratapan Ibu Tiri" ini sangat berhati-hati dalam memperlakukan anak-anak tirinya. Bagaimana kisah malang Riri sang ibu tiri?
Riri seorang gadis lugu, tak kenal pacaran meski pergaulannya luas. Masa lajangnya dihabiskan untuk berbagai kegiatan kursus, kuliah, seminar, mengajar dan segudang aktifitas hingga tanpa disadari usia makin senja. Namun disaat  tak berfikit tuk berumah tangga, datang seorang duda memperkenalkan diri yang katanya dapat referensi dari temennya. Riri gemetar dan tak banyak kata alias lebih memilih diam dan menunduk.
Tak disangka tak dikira- ora nyono ora ngiro yang dikenal dengan panggilan Mr Ju benar-benar nekat menikahi Riri hanya dengan seperangkat alat sholat . Meski menanggung malu, Keluarga besar Riri yang merupakan orang terpandang di desa, berusaha keras menutupi rapat-rapat seolah tak terjadi apa-apa. Kakak-kakaknya memperlakukan Ju dengan baik demi menjaga suara miring di masyarakat. Riri mengakhiri masa lajangnya dengan berurai air mata. Malu, sedih kecewa bercampur aduk Inilah kisah ratapan ibu tiri bermula.Â
Riri yang terbiasa disiplin, kerja keras, menghargai waktu hanya bisa mengurut dada melihat perilaku anak tiri yang selalu dimanjakan berlebihan oleh sang ayah. Tiap kali Riri diajak ke rumah suami, aduhhh pusing tujuh keliling melihat suasana rumah kotor tak terawat, piring kotor berserakan satu rak, pakaian kotor juga berhambur berhari-hari. Belum lagi sikap suami yang suka setor masalah tapi tak mampu menyelesaikan... hingga suatu saat Riri mengusulkan memboyong anak gadisnya kumpul bersama. Hari demi hari  sikap dan kebiasaan Gadis tak jauh beda dengan ketika tinggal bersama kakak-kakaknya di rumah mendiang ibunya, waktunya dihabiskan main hp.Â
Riri sang ibu tiri tak ubahnya seperti pembantu di rumahnya sendiri. Sering kali Riri mengingatkan suami:" Yah, tolong gadis diajari mengurus dirinya sendiri, jangan segalanya ayah. Mosok sudah kelas III SMP pakaian ayah yang nyuci-nyetrika, tempat tidur ga pernah ditata, besuk kakau dah dewasa jauh dari orang tua atau ikut mertua bagaimana?!