Mohon tunggu...
anie puji
anie puji Mohon Tunggu... Guru - Mengembangkan hobby menulis, berbagi informasi dan pengetahuan lewat kompasiana

Aktifitas sebagai guru, hobby menulis sejak kecil, suka menulis di media sosial juga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Belajar dari Semut

5 Oktober 2021   21:37 Diperbarui: 5 Oktober 2021   22:12 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Teman-teman tentu tahu binatang kecil yang satu ini. Bahkan ada dalam pepatah "Ada gula ada semut" Disini aku tidak akan membahas pepatah diatas, apa makna pepatah itu, bukan ini yang akan kusampaikan. Namun lebih kepada karakter Semut itu sendiri. Ternyata semut binatang yang begitu kecil, telah mengajarkan berbagai perilaku baik kepada kita. Mari kita amati lebih teliti, apa dan bagaimana semut hidup.
Semut merupakan binatang paling ramah dibanding binatang yang lain. Ketika seekor semut bertemu dengan sesamanya, pasti langsung bertatapan. Ini mengajarkan kepada kita. Jadilah manusia yang ramah, beri senyum manis apabila bertemu sesama, jangan jadi orang sombong dan tak mau bertegur sapa. Senyum adalah ibadah yang paling murah dan mudah maka Tebarkan 7S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, Sabar, Syukur).

Sifat kegotongroyongan semut sangat tinggi. Apabila semut mendapatkan sepotong roti, tak mungkin dia habiskan sendiri. Dia panggil teman-temannya untuk diangkat dan dipindahkan ke tempat yang aman. Kalau kita sebagai hamba Allah yang mau berpikir, mestinya kita malu apabila kita tak peduli dengan lingkungan sekitar, memperkaya diri dan tak mau berbagi. Seekor semut yang kecil saja mempunyai nilai solidaritas tinggi, apalagi kita makhluk Allah yang paling mulia, yang diciptakan sebaik-baik bentuk dari makhluk yang lain.  
Begitu banyak hikmah atau pelajaran yang dapat kita ambil dari binatang kecil yang bernama Semut. Semoga dapat mengispirasi kita dalam hidup dan kehidupan agar senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan tanpa membedakan golongan, suku, agama. Berteman dengan siapapun tanpa pilih kasih. Berbagi tak pernah rugi. Karena kebaikan-kabaikan yang kita lakukan akan kembali ke diri kita. Perbanyak sedekah semua jadi mudah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun