b. Anak malas-malasan (tidak mandi pagi karena tidak berangkat sekolah)
c. Anak terlantar karena orang tua sibuk bekerja di kantor, di pasar dan sebagainya, lantaran tutup
d. Anak lebih banyak bermain game, HP yang berdampak buruk bagi pembentukan karakter anak ke depan.
Untuk menghindari hal tersebut berkepanjangan maka kami sepakat untuk tetap melaksanakan pembelajaran tatap muka, dengan catatan:
a. Anak /siswa memakai masker dari rumah, selama di sekolah dan kembali pulang ke rumah.
b. Siswa disambut oleh guru piket di gerbang sekolah dan diperiksa suhu badannya dengan termogun
c. Siswa cuci tangan dengan air mengalir sebelum masuk area sekolah.
d. berolah raga pagi agar jaga immune tetap sehat
Alhamdulillah anak-anak ceria tetap semangat belajar bertemu dengan kawan-kawan dan mulai mengerti bagaimana menjaga diri menghadapi pandemi covid ini, mengapa harus pakai masker, menjaga kebersihan lingkungan baik di sekolah maupun di rumah.Â
Sekolah bukan sekedar tranfer ilmu, kalau sekedar tranfer ilmu simbah Google jauh lebih pinter. Namun peran guru tak bisa digantikan oleh simbah google yang serba tahu, karena Anak usia dini butuh keteladan, dan itu dia dapatkan di sekolah. Bersama guru, mereka meniru dan terbentuklah karakter.Â
Tepat sekali kerata basa jawa " Guru Digugu lan ditiru" Disekolah kami menjauhkan anak bermain HP karena usia dini belum butuh, belum saatnya untuk menggunakan HP. Kami melestarikan permainan tradisonal yang sarat dengan filosofi, permainan tradisonal menggerakkan seluruh anggota tubuh, sehingga menyehatkan badan dan membangkitkan kebersamaan.