Kenapa perempuan harus berorganisasi?
Inilah pertanyaan yang sering terdengar dari masyarakat, lingkungan, keluarga dan bahkan oleh perempuan sendiri. Namun pertanyaan demikian tidak mematahkan langkah dan semangat para simpatisan perempuan untuk memperjuangkan hak-haknya, serta mewujudkan prinsip-prinsip kesetaraan dan keadilan.
Sayangnya kesadaran perempuan untuk berorganisasi belum sepenuhnya tumbuh dikalangan perempuan sendiri. Sehingga keseimbangan dalam pembangunan dan kepemimpinan belum sepenuhnya terwujud. Itu juga terlihat dalam dunia kampus. Jika kita melakukan survey di fakultas-fakultas jarang sekali kita menemukan ketua kelas, ketua tingkat juga BEM dipegang oleh seorang perempuan. Perempuan terlibat atau dilibatkan dalam kepengurusan hanya sebagai perlengkapan administrasi “sekretaris dan bendahara”, pengaruhnya pun dalam pengambilan keputusan sangat sedikit.
Semoga kedepannya akan lahir perempuan-perempuan tangguh, pemberani, cerdas serta mampu menjadi seorang leader. SEMOGA!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H