Mohon tunggu...
Aniek Irawatie
Aniek Irawatie Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Humaniora sosial budaya adalah bidang yang saya tekuni sampai saat ini, dan menjadi fokus aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat. Setiap aktivitas itu saya selalu melibatkan mahasiswa, dengan maksud agar mahasiswa memiliki pengalaman belajar di luar kelas. Mahasiswa adalah sahabat dosen dalam proses belajar mengajar, sehingga peran dosen tidak hanya sebagai pendidik akan tetapi menjadi teman berdiskusi. Menjadi dosen sangat menyenangkan karena selalu berinteraksi dengan berbagai generasi sehingga dosen harus mampu menjadi teman berdiskusi bagi mahasiswanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaraan yang Berkualitas dan Berkarakter untuk Menghasilkan Lulusan yang Unggul

25 Desember 2023   20:05 Diperbarui: 25 Desember 2023   20:21 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di abad milenial, gerakan pembaharuan pendidikan telah membawa banyak perubahan dan perubahan dalam masyarakat modern. Standarisasi pendidikan menjadi sangat penting, bahkan menjadi keharusan. Sebagaimana dinyatakan oleh Mudjijono (1996), orang Indonesia yang berkualitas hanya akan dilahirkan dari generasi yang berkualitas, dan generasi yang berkualitas juga akan tumbuh dari anak-anak yang berkualitas. Dosen harus bekerja keras untuk mengubah metode pembelajaran dan tujuan pendidikan abad ini. Proses pembelajaran membutuhkan generasi muda yang memiliki keterampilan dan keahlian yang menguntungkan mereka secara intelektual, profesional, emosional, moral, dan spiritual.

Peran pendidik menjadi sangat penting dalam proses pembelajaran di dunia pendidikan manusia abad milenial, di mana peningkatan keterampilan digital (digital literacy skill), keterampilan belajar dan inovasi (learning and innovation skills), dan keterampilan kehidupan dan karier (life and career skills) menjadi sangat penting. Untuk mencapai cita-cita bangsa, yaitu masyarakat Indonesia yang sejahtera dan bahagia, dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan negara lain di dunia, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu individu yang mandiri, berkemauan, dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa mereka sendiri. (BSNP: 2010)

Tujuan pendidikan di abad milenial akan mempersiapkan sumber daya manusia untuk beradaptasi dengan dunia yang tidak menentu, dinamis, dan tidak menentu; mengembangkan perilaku kreatif; membebaskan kecerdasan setiap orang; dan menghasilkan inovator. Abad milenial ini tentu saja akan melihat kembali bagaimana model pembelajaran berharap agar mahasiswa dapat menjadi mahasiswa yang mandiri, kreatif, inovatif.  Salah satu upaya yang dilakukan adalah melakukan inovasi di bidang pendidikan. Inovasi ini sangat penting dan dapat dimulai dengan mengubah paradigma pendidikan itu sendiri ke arah yang lebih baik, sehingga menjadi tugas dan peran pendidik sangat penting dalam membimbing, mengarahkan, dan mendidik mahasiswa dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang terkait dengan pendidikan karakter adalah jenis perkembangan pembelajaran yang revolusioner yang dapat mempengaruhi perkembangan pembelajaran seperti kurikulum, metode, evaluasi, dan media pembelajaran. Sangat penting untuk menerapkannya agar pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang unggul dengan kepribadian yang kuat dan unggul. Semua upaya untuk menanamkan nilai-nilai baik dan menumbuhkan kepribadian yang bijak dan baik sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan dan masyarakat luas dikenal sebagai pendidikan karakter.

Pendidikan karakter (Azzet, 2014) merupakan sistem yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada semua siswa di sekolah sehingga mereka dapat belajar dan bertindak sesuai dengan nilai moral. Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan karakter peserta didik sehingga mereka dapat menerapkan karakter-karakter ini dalam kehidupan sehari-hari, seperti di rumah, di sekolah, dan di masyarakat (Wibowo, 2013, hlm. 40).

Bagaimana dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan karakter ? untuk menjawab hal ini adalah dengan mengetahui unsur-unsur yang memengaruhi keberhasilan atau kegagalan pendidikan karakter, diantaranya seperti :

  • Faktor Insting (Naluri) yakni sikap dan tabiat yang telah berkembang sejak lahir.
  • Adat, atau kebiasaan, adalah suatu tindakan yang sama yang dilakukan berulang kali hingga menjadi terbiasa.
  • Sifat-sifat anak sebagian mencerminkan sikap dan sifat rohani dan fisik orangtuanya melalui keturunan, atau keturunan.
  • Sifat seseorang dapat dipengaruhi secara langsung atau tidak langsung oleh lingkungannya, yang mencakup adat istiadat, gaya hidup, kondisi sekolah, desa, kota.

Bisa disimpulkan bahwa karakter adalah sifat, persepsi, dan baik-buruk seseorang dalam menerapkan nilai, moral, emosi, dan berbagai kemampuan kejiwaan lain, yang tercermin melalui perilaku atau tingkah laku yang baik. Nilai dasar yang ditanamkan dan dimiliki seseorang sebagai dasar untuk berbuat baik sesuai dengan norma masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai karakter.

Tujuan pendidikan karakter, menurut Kemdiknas, termasuk yang berikut:

  • Mengembangkan potensi moral, kognitif, dan afektif peserta didik sebagai warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan sifat bangsa.
  • Mengembangkan perilaku yang baik yang sejalan dengan nilai-nilai religius dan universal bangsa.
  • Mengembangkan semangat kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa.
  • Mengajarkan mereka untuk menjadi individu yang mandiri, inovatif, dan bernasionalisme.
  • Menjadikan lingkungan kehidupan sekolah aman, jujur, inovatif, dan ramah.

Panduan Pelaksaan Pendidikan Karakter (Kemendiknas 2010) menjelaskan bahwa strategi pelaksanaan pendidikan karakter di satuan pendidikan merupakan bagian dari program manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah. Program ini digunakan selama pengembangan, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum di setiap satuan pendidikan. Semua ini diperlukan strategi untuk Implementasi Pendidikan Karakter, dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan (komite sekolah, masyarakat, dan lembaga lainnya) untuk mengembangkan kegiatan sekolah dan menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Pengembangan budaya sekolah dan pusat kegiatan belajar melalui kegiatan rutin, kegiatan spontan, keteladanan, dan pengondisian kegiatan ekstrakurikuler serta menanamkannya dalam kegiatan sehari-hari di rumah dan di masyarakat.

Proses pendidikan yang berkualitas ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait, salah satunya adalah peran dosen sebagai komponen dinamis dari sistem pembelajaran. Sebagai pelaku terdepan dalam melaksanakan proses belajar mengajar, dosen berfungsi sebagai role model atau contoh yang baik bagi mahasiswanya. Dosen profesional juga merupakan bagian dari pendidikan, yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun