Mohon tunggu...
Anida Nurhikmah
Anida Nurhikmah Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik 2023 UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dakwah dan Retorika: Kunci Efektif untuk Mengkomunikasikan Pesan

25 Juni 2024   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2024   06:38 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Syamsul Yakin dan Anida Nurhikmah

Dosen Retorika dan Mahasiswi Jurnalistik

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika dan dakwah memiliki hubungan yang sangat dekat. Retorika dapat diartikan sebagai seni berbicara, sedangkan dakwah secara definitif berarti mengajak dengan cara berbicara. Dakwah yang dilakukan dengan bahasa yang indah akan memesona mad'u, inilah yang disebut bentuk dakwah billisan.

Retorika mengenal komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan, serta nonverbal, baik tatap muka maupun tatap maya. Dalam dakwah, dikenal bentuk dakwah billisan dan bilkitabah (tulisan), serta dakwah bilhal yang dapat dilakukan secara online maupun offline. Dalam retorika, dikenal bahasa tubuh dan gerakan tubuh, yang dalam bahasa dakwah disebut sebagai menyampaikan keteladanan atau role model.

Retorika berkembang dari seni berbicara menjadi ilmu berbicara, sedangkan dakwah juga berkembang dari kegiatan agama menjadi kajian agama. Retorika bermula sebagai warisan budaya kemudian berkembang, sedangkan dakwah juga berkembang menjadi ilmu dakwah yang sistematis, logis, dan dapat diverifikasi.

Tujuan retorika adalah menyampaikan pesan secara informatif, persuasif, dan rekreatif, maka pesan dakwah yang terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak dapat disampaikan secara informatif, persuasif, dan rekreatif. Bahkan tujuan retorika dan dakwah, pada batas tertentu, sama-sama edukatif.

Dalam pengembangan retorika disyaratkan menggunakan bahasa baku, berdasar data dan riset, syarat yang sama berlaku bagi dakwah, baik billisan, bilkitabah, dan bilhal. Apalagi kalau menimbang mad'u kian kritis dan rasional.

Dalam retorika, Aristoteles memperkenalkan pathos, logos, dan ethos, para dai harus memiilki ketiganya, baik intelektual maupun spiritual. Namun dalam konteks pathos, ekspresi sedih atau gembira para dai bukan retorika semata.

Berdakwah haruslah menguasai retorika verbal dan nonverbal. Sebaliknya, beretorika juga diharapkan memasukkan konten dakwah, baik akidah, syariah, dan akhlak. Dakwah tanpa retorika lumpuh, retorika tanpa muatan dakwah buta. Oleh karena itu, retorika dan dakwah harus dipahami dan digunakan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan dakwah yang efektif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun