Mohon tunggu...
Anida Nurhikmah
Anida Nurhikmah Mohon Tunggu... Lainnya - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Mahasiswa Program Studi Jurnalistik 2023 UIN JAKARTA.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menelusuri Dinamika Komunikasi Verbal dan Non Verbal dalam Berbagai Konteks: Sebuah Analisis Komprehensif

11 Juni 2024   13:16 Diperbarui: 11 Juni 2024   13:34 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Syamsul Yakin & Anida Nurhikmah
Dosen Retorika dan Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika komunikasi verbal dan nonverbal biasanya dipengaruhi oleh berbagai situasi dan kondisi. Kepada siapa komunikator berbicara (Who Communicates With Whom) diantaranya yang pertama.

Kemudian yang kedua, tujuan apa komunikator mengirim pesan (for what purpose). Ketiga yaitu situasi seperti apa komunikator berbicara (In What Situation) dan konteks apa yang dibicarakan (In What Context) yang keempat.

Setelah itu, yang kelima In Which Path atau bermaksud hendak memberi kemana kepada komunikan. Keenam yaitu media apa yang digunakan oleh konunikatkr apakah konvensional, tradisional atau media baru (In What Media). Dan, dalam acara apa proses komunikasi tersebut berlangsung (In What Event) sebagai yang ketujuh.

Bisa dilihat dari media yang digunakan, komunikasi nonverbal dibagi dua aspek. Pertama yaitu komunikasi tatap muka (face to face) yang dinana berbagai pihak memahami ekspresi tubuh masing-masing yang dimana merupakan komunikasi verbal sebagai pengganti.

Sama seperti kontak mata, baik melotot, memejam, memutar ke kiri dan kanan serta mengediokan mata juga memiliki maknanya sendiri sebagai pengganti komunikasi verbal. Semua ini bisa dipahami tanpa menunjukkan komunikasi verbal yang dikemas kata-kata.

Dalam komunikasi nonverbal juga menggunakan interaksi tubuh baik bahasa tubuh atau gerak tubuh yang dimana nenggunakan gerakan anggota tubuh untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. Isyarat dan gerakan anggota badan merupakan bahasa tubuh pula.

Kemudian yang kedua yaitu komunikasi tatap maya (online) atau komunikasi virtual yang dimana melalui internet. Saat ini komunikasi tatap maya sama banyaknya dengan komunikasi tatap muka. Dengan ini komunikasi tatap maya atau daring (dalam jaringan) merupakan lawan dari komunikasi tatap muka yang disebut luring.

Komunikasi tatap maya, pesan dan tanggapan bisa disampaikan melakui komentar di ruang chat. Pengirim juga bisa memanfaatkan emoticon dan tanda-tanda lain pada keyboard untuk mengekspresikan diri merek. Lebih lanjut tatap muka berbasis visual atau video call juga bisa digunakan sebagai pengganti rapat atau berbicara tatap muka tanpa mengurangi feelnya.

Bila dibandingkan dengan komunikasi wajah-ke-wajah, komunikasi melalui platform maya menunjukkan beberapa keunggulan. Salah satunya adalah kemungkinan terjadi kesalahan yang lebih kecil, dan jika ada, kesalahan tersebut dapat dengan mudah diperbaiki. Selain itu, komunikasi di dunia maya cenderung lebih jelas karena pesan-pesan dapat dilihat berulang kali. Pada platform maya, ekspresi emosi seseorang juga dapat dengan mudah diekspresikan, mulai dari kemarahan, kebahagiaan, kesedihan, hingga kejutan, tanpa batasan fisik yang terkadang hadir dalam komunikasi langsung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun