Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pocong Koplak (Part 1)

9 Maret 2024   11:10 Diperbarui: 9 Maret 2024   11:14 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pxfuel

Sepertinya aku tidak merasa asing dengan bau yang ku endus malam ini. Jam sudah menunjukan pukul 01.25 dini hari. 

Seketika tidurku gelisah.  Ku buka kunci ponselku dan ku scroll sosmed ku. Entah hari ini terasa begitu panas, aku yang merasa tidak enak badan atau memang cuacanya yang tidak bersahabat. Semilir angin lembut berhembus didepan wajahku yang sedang scrolling sosmedku. 

Sepertinya aku tidak merasa asing dengan  bau yang ku endus malam ini.  Jam sudah menunjukan 01.25 dini hari. Setelah bau itu tercium,  aku terperanjat. Bau lumpur bercampur bau amis. Ehm, sepertinya memang benar dugaanku. Sialnya,  saat ini teman-teman kos ku pulang kampung, tinggal aku  dan Boni yang ada di kosan ini. 

Lalu terdengar gemericik air dari arah kamar mandi luar kamarku.  Aku mulai bangun dan berdiri di depan ranjang ku sambil memastikan suara gemericik air itu. Jantungku berdegup kencang, nafasku pendek terengah, tanganku yang luar dingin mencoba meraih gagang pintu kamar kos ku. Langkah kaki ku terasa begitu berat dan gemetar. Ku paksakan melangkah dan ku gapai pintu itu,  ku buka perlahan sambil mengepalkan sebelah tanganku. 

"Krek." Suara pintu terbuka

Aman,  tidak ada siapapun di jam lagi enak nya tidur. Lagipula Boni pasti sedng bermimpi indah. Namun karena penasaran, aku melangkah mendekati arah kamar mandi namun aku teriak nama Boni temanku itu. 

"Bon... Bon... Lu di kamar mandi kan? " Suara ku memanggil Boni. 

Walau aku yakin bahwa di kamar mandi tidak ada Boni, aku pura pura saja jika Boni ada di kamar mandi. Ketika itu gemericik air di kmar mandi berhenti.  Berganti dengan suara gayung terjatuh. 

"Brak.. Brak. " Suara gayung di kamar mandi terjatuh ke bawah. 

Hal itu membuatku kaget dan bercanda sendiri menghilangkan ketakutanku. 

"Boni, Lu klo mau bok** gak usah Lu marah marah,  yang ada Lu lupa nyiram. " Teriakku. 

Kubalikan badanku menuju kamar kembali. Namun ketika kubalikan badanku, sudut mataku melihat ada sebuah penampakan yang tak biasanya. Sesosok pocong di depan kamar mandi terlihat oleh sudut mataku. Aku berlari menuju kamar, sambil menahan ingin berkemih. 

"Ahh sial. Gw pengen pi**s gara gara takut barusan. " Aku bergumam dalam hati. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun