Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Terima Kasih Anabulku Sayang, Selamat Tinggal

6 Juni 2020   08:05 Diperbarui: 6 Juni 2020   08:09 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memiliki mereka menjadi anugerah tersendiri. Awal kami mengadopsi Misel, Dia sangat dekat dengan Dede. Dede bisa bermain, dan berbagi dengan Misel. Bahkan ketika Dede menangis, Misel memeluk dan peduli pada Dede. Hingga akhirnya kami mengadopsi Leo dan Saki sebagai obat sepi untukku dan temn Misel. 

Masalah yang datang bertubi-tubi, membuatku lebih was-was dan stress. Akhirnya dengan izin Allah, Leo dan Saki menjadi obat. Tingkahnya yang lucu dan menggemaskan menjadikan masalah demi masalah aku lalui dengan sangat baik walaupun bukan mereka yang membuat masalah itu hilang.Mereka benar benar membuatku lebih refresh. 

Kehadiran mereka semua, menjadi pelipur lara. Pengisi kekosongan hati sekaligus ronda malam klo pas suami gak pulang ataupun pulang larut malam. Klo tidak Saki yang berjaga, Leo yang berjaga. Misel memang terbiasa tidur di kandang teras rumah. 

Mereka seolah menjadi penjaga rumah yang setia menemaniku saat aku lagi sendiri, dan anak-anak tertidur lelap. 

Karena suami memang sering meninggalkan kami dirumah dan dia bekerja dengan sibuknya. Terkadang terasa sepi. Tapi kehadiran mereka mengubah itu semua. Adanya mereka menjadi teman sekaligus seperti anakku sendiri. 

Anak anak pun sangat menyayangi mereka. Anak-anak pun selalu bermain dengan mereka. 

Hingga Misel pun memiliki 2 anak. Dan kami memutuskan mengadopsi Tabby. 

Tabby sangat pemalu. Tapi tingkahnya mirip anak kecil. Dia tidak berani keluar rumah. Dia hanya berani keluar teras dan berlari ke samping rumah yaitu rumah ibuku. tabby pun kucing yang centil. Klo dipegang gak mau. Tapi dia sangat tau kami sayang dia. 

Serangan virus Calici yang pertama, mereka semua bisa melewati masa-masa itu. Semuanya sembuh atas izin Allah. 

Dan kemarin adalah serangan virus Calici untuk kedua kalinya, dan mereka semua mati satu per satu. 

Jahat Virus Calici

Virus ini seperti menyerang saluran THT kucing. Aku pun kurang mengerti. Tapi dari pengalamanku, kucing akan malas makan dan minum bahkan jika kucing dipaksakan untuk makan makanan lembek, mereka merasa sangat kesakitan menelan. Suara mereka serak. Ada yang mengalami demam hingga lumpuh sementara. 

Air liurnya terus keluar dan mengeluarkan bau busuk. Mulutnya penuh dengan sariawan. Telinganya mengeluarkan kotoran basah. Lama lama liurnya berubah menjadi darah. Dan itu semakin menyebabkan kucing menjadi sangat drop. Semakin lama tubuhnya semakin lemah. Nafasnya semakin mengorok dan bisa berujung kematian. Terlebih lagi virus ini menular ke kucing lain. 

Memisahkan yang sakit dengan yang sehat pun menjadi sesuatu hal yang sudah dimaksimalkan, tetap saja semua kucingku terkena. 

Membawa semua ke klinik hewan terbentur biaya yang sedang dalam kondisi pandemi. Kami hanya bisa merawat mereka dengan makanan basah khusus, mengelap air liur mereka, membersihkan kandang, sprt air minum, dan membuat mereka senyaman mungkin. Tapi Allah berkata lain. Akhirnya satu per satu mereka pergi. 

Terpukul dan sangat sedih, mengingat mereka sangat memberikan kenangan dan kesan yang indah untukku. Terkadang sedikit dikatakan alay tapi aku tidak bisa menahan sedih yang dalam karena kehilangan mereka. 

Nangis 3 hari berturut-turut karena kehilangan mereka. 
Nangis 3 hari berturut-turut karena kehilangan mereka. 
Kami sudah sangat berusaha memberikan yang terbaik, tapi Allah berkehendak lain. Mereka semua pergi kembali kepada Sang Penciptanya. 

Sekarang kami sepi lagi. Semoga kalian disana berdo'a untuk kebaikan kami. Dan semoga pengurusan kami selama ini, menjadi amal ibadah kami. Aamiin. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun