Mohon tunggu...
Cahyani Yusep
Cahyani Yusep Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ani

Sederhana dan suka mempelajari hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ada Apa dengan Suara Ayah?

1 Januari 2020   14:23 Diperbarui: 1 Januari 2020   14:26 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai ayah, pernahkah merasa bahwa anak-anak menjadi lebih sensitif jika ayah berbicara lebih keras kepada mereka? 

Hmmm... Kenapa ya? 

Berdasarkan pertanyaan yang ku ajukan pada anak usia anak 8 tahun, ternyata itu karena hubungan kedekatan antara anak dan ayah

Seorang ibu sering dianggap pengomel, setiap hari mulutnya selalu terdengar omelan-omelan yang menurut mereka itu biasa saja. Omelan tersebut akan dianggap serius jika sang ibu sudah mengangkat alisnya sebelah, badannya tepat menghadap ke arah mereka, dan suara Ibu menjadi lain dari biasanya.  Dan gaya marah dari setiap ibu itu berbeda-beda. Anak-anak cenderung pandai dalam membedakannya. 

Ketika sang kakak dan adik bermain, tentunya mereka terkadang harus terlibat pertengkaran kecil bukan?  Kalau bukan kakaknya maka adiknya yang tidak bisa menahan tangis. Kadang si Ibu akan melerai nya dengan omelan, apalagi klo udah terlalu sering denger ada yang nangis. Auto ngambek deh pokoknya. Hihihi... 

Nah biasanya, anak-anak menganggap omelan tersebut hal yang biasa. Mereka akan berhenti bermain dan saling menyalahkan. Atau mereka akan pergi dan bermain masing-masing. 

Lain hal nya jika Ayah yang mencoba melerai. Sedikit saja nada yang mereka dengar lebih keras, maka hati mereka akan begitu sangat terluka. Mengapa? 

Ayah, mungkin karena tugas mencari nafkah akan mengurangi waktumu dengan anak-anak. Tak bisa dihindari kedekatanmu dengan mereka akan berbeda dengan kedekatan Ibunya.  

Nada bicara yang tidak biasa, tapi jika tidak dikelola dengan sangat baik dan momen yang kurang tepat, akan sangat melukai hati mereka. 

Bisa saja Ayah tidak bermaksud marah, dan bermaksud menegur.  Tapi karena faktor kedekatan tadi, terkadang mereka menjadi sangat sensitif. Suara yang sering mereka dengar adalah suara Ibu mereka. 

Yang mereka inginkan adalah ketika mereka salah, mereka ingin ditegur dengan sesuatu yang berbeda dari sosok sang Ayah. Dengan pelukan, atau dengan nada yang sangat rendah dari suara aslinya Ayah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun